Siratun Nabi Muhammad SAW, Jemaat Piyungan Dihadiri Simpatisan

Siratun Nabi Muhammad SAW, Jemaat Piyungan Dihadiri Simpatisan

Masroor Library – Piyungan, Daerah Istimewa Yogyakarta (1/10/2023). Jemaat Piyungan mengadakan pengajian Siratun Nabi SAW yang dihadiri 3 simpatisan, satu pemuda dari 8 hadirin kaum bapak dan dua dari sekitar 15 kaum ibu. Acara dimulai pada 19.20 WIB dengan bacaan al-Qur’an oleh Bapak Miswanto dan dipandu oleh Bapak Ponijan dengan pengantar acara dalam bahasa Jawa. Kemudian, dilanjutkan dengan ceramah bertemakan Siratun Nabi oleh Bpk. Dildaar Ahmad Dartono, Muballigh Piyungan dan Gunungkidul.

Pengajian Siratun Nabi di Piyungan disampaikan dalam Bahasa Indonesia dan juga bahasa Jawa. Setelah menjelaskan istilah Maulid Nabi dan Siratun Nabi, dilanjutkan dengan pembahasan Tafsir ayat al-Qur’an tentang Shalawat, bahasan Hadits-Hadits Nabi mengenai mutu tinggi ajaran Nabi Muhammad SAW serta karya tulis Pendiri Jemaat Ahmadiyah. Hadits-hadits dibacakan terjemahannya dalam bahasa Jawa. Begitu juga karya tulis Pendiri Jemaat.

Setelah itu rangkaian tanya jawab yang dengan lugas dijawab oleh Muballigh. Acara ini berjalan lancar dan ditutup dengan doa bersama pada sekitar pukul 20.30 dipimpin oleh Bpk. Dildaar Ahmad Dartono.

Di Piyungan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta yang kental dengan pengaruh organisasi Muhammadiyah di berbagai lini baik pemerintahan dan lembaga pendidikan yang juga berpengaruh ke pola kegiatan keagamaan warga sehingga tampak kurang terlihat adanya warga yang mengadakan acara semacam peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW pada 12 Rabiul Awwal yaitu Maulid Nabi. Muhammadiyah memang satu warna dengan gerakan Wahabi dan Salafi dalam hal Maulid Nabi ini.

Sementara itu, pihak keraton sultan Hamengkubuwono X yang masih setia mengadakan acara Grebeg Maulud. Acara ini pun bukan diinisiasi oleh kalangan NU melainkan dimulai oleh Sultan HB yang ke-1 lebih dari 200 tahun lalu saat NU belum berdiri.

Beda Maulid Nabi dan Siratun Nabi sudah terkandung dalam arti kedua kata tersebut. Maulid sendiri terbatas pada kelahiran sedang siratun mencakup riwayat hidup, sifat-sifat dan karakter Nabi Muhammad SAW perihal mana telah dijelaskan oleh Muballigh Piyungan dalam ceramahnya.

Disusun oleh:
Mln. Dildaar Ahmad Dartono
Mubalig Jemaat Ahmadiyah Bantul & Gunung Kidul

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan