“Public Speaking diperlukan oleh berbagai profesi di dunia. Tidak ada satupun profesi yang tidak berhubungan dengan public speaking. Selama kita masih hidup, public speaking ini masih tetap diperlukan.”
Masroor Library – Bogor, Jawa Barat [21/7/24]. Berawal dari status WhatsApp (WA) seorang teman lama yang menyatakan akan melakukan penerbangan dari Makassar ke Jakarta, Naib Principal Bidang Akademik pun kemudian konfirmasi terkait kesanggupan yang bersangkutan mengisi Studium General di Jamiah Ahmadiyah Internasional. Karena tujuan kunjungan ke Jakarta adalah dalam rangka pendidikan dan pelatihan (diklat) di Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO), maka setelah dicek ternyata hari Minggu bisa dimanfaatkan.
Oleh sebab itu, Naib Principal Bidang Akademik segera berkoordinasi dengan Principal, Pengurus Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) terkait dan Bendahara Jamiah untuk penyelenggaraan Studium General Non-Reguler pada hari Minggu, 21 Juli 2024 pkl. 13:30-16:00 WIB. Sesuai dengan kapasitas teman lama yang adalah mentor dan Direktur Celebes Public Speaking (CPS) Makassar, maka tema pun dibuat dengan judul “Mengenal Public Speaking”.
Teman lama itu tidak lain adalah Dr. Takdir Khair, S.Pd.I., M.Pd.I., C.P.S., C.P.S.M. Lelaki kelahiran Wajo (Sulawesi Selatan), 32 tahun lalu itu memiliki pendidikan linier Pendidikan Agama Islam (PAI). Dia menamatkan S-1 di UIN Alauddin Makassar, lalu melanjutkan ke S-2 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan S-3 di UIN Alauddin Makassar. Sejak tujuh tahun lalu, Takdir Khair membentuk Celebes Public Speaking (CPS). Sudah sekitar 200 alumni yang telah berhasil diwisuda.
Menggunakan kendaraan roda dua, Takdir tiba di Kampus Mubarak Kemang Bogor sekitar pkl. 14:05 WIB. Setelah berbincang sebentar dengan Principal dan Naib Principal Bidang Akademik, Takdir kemudian diajak ke Auditorium Jamiah, dimana mahasiswa sudah menunggu sejak 30 menit sebelumnya. Meski terlambat, acara Studium General dapat dilaksanakan dengan lancar. Acara yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa dan Mubalig baru lulusan Mubasyirin berlangsung dalam suasana riang-gembira.
Sebagai praktisi public speaking, Takdir mampu menyampaikan materi dengan santai dan bernas. Teori-teori dalam _public speaking_ disampaikan dengan ringan dan tanpa beban. Takdir juga sesekali memberikan praktek dalam _public speaking_. Misalnya, bagaimana cara memegang mikrofon, bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dan menyenangkan, bagaimana cara memanfaatkan alis mata dalam berkomunikasi, bagaimana cara mengajar, bagaimana cara berjalan dan lain sebagainya.
“Public Speaking diperlukan oleh berbagai profesi di dunia. Tidak ada satupun profesi yang tidak berhubungan dengan public speaking. Selama kita masih hidup, public speaking ini masih tetap diperlukan.” Ujar Doktor Pendidikan Islam yang pernah berkonsultasi dengan Naib Principal Bidang Akademik saat menyelesaikan thesis-nya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018 lalu. Beberapa kali Takdir juga datang ke masjid atau rumah misi untuk melakukan interviu.
Mahasiswa tampak antusias mengikuti acara ini. Dari seratusan mahasiswa yang hadir, ada tiga orang yang sebelumnya pernah belajar public speaking saat masih di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Meski demikian, apa yang disampaikan oleh narasumber, adalah sesuatu yang baru didengar dan dilihat. Apalagi saat narasumber mempraktikan cara “melepaskan beban pikiran” dan menghilangkan sifat pesimistis melalui wahana tali dan bandul. Hukum gravitasi yang melingkupi bandul itupun kemudian tidak berlaku setelah bandul diberi “kekuatan positif” dari pikiran para mahasiswa sendiri. Ini membuat mahasiswa terheran-heran. *[]*
Disusun oleh:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
*) Studium General Non-Reguler ini dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2024 pkl. 14:00-16:00 WIB bertempat di Auditorium Jamiah.
**) Penulis merupakan Naib Principal Bidang Akademik Jamiah Ahmadiyah Internasional Indonesia (JAMAII) Bogor, Jawa Barat.
No Responses