Masroor Library – UIN Sunan Gunung Djati Bandung [28/3/2024]. Setelah Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyelenggarakan Seminar Nasional, Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung pun melaksanakan acara serupa. Acara yang diselenggarakan oleh Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia (FORMASAA-I), Himpunan Mahasiswa Jurusan Studi Agama-Agama (HMJ SAA) UIN SGD Bandung dan Komunitas Theologians itu mengusung tema “Ramadhan: Spirit Toleransi dan Perdamaian”.
Selaku Pembina Nasional Forum Mahasiswa Studi Agama-Agama se-Indonesia (FORMASAA-I), Rakeeman R.AM. Jumaan seolah bernostalgia ketika tujuh tahun lalu melantik dan mengukuhkan kepengurusan nasional organisasi yang menaungi sebanyak 24 kampus negeri (UIN, STAIN, IAIN) dan swasta (STAI) yang memiliki Jurusan/Program Studi Perbandingan Agama atau Studi Agama-Agama tersebut di seluruh Indonesia di Kampus 1 UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di Cipadung, Cibiru.
Dalam Seminar Nasional keempat – yang dilaksanakan oleh FORMASAA-I sejak pergantian kepengurusan nasional hasil Rakernas di UIN Profesor Saifuddin Zuhri Purwokerto pada akhir September 2023 lalu – itu menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Di antaranya, Prof. Dr. Deni Miharja, M.Ag. (Guru Besar Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung), Prof. Dr. Made Saihu, M.Pd.I. (Guru Besar Pendidikan Agama Islam Universitas PTIQ Jakarta), Farhan Agung Ahmadi, M.Ag. (Dosen Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung) dan Mln. H. Rahmat Hidayat, Shd. (Naib Amir Da’wat Ilallah Jemaat Ahmadiyah Indonesia).
Seminar Nasional itu dilangsungkan di Aula Fakultas Ushuluddin di Kampus 2 UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang terletak di belakang Mapolda Jawa Barat dan sebelah Masjid “Al-Jabbar” Bandung. Menurut keterangan Dekan Fakultas Ushuluddin Prof. Dr. H. Wahyuddin Darmalaksana, M.Ag., kampus baru ini baru satu bulan dimanfaatkan untuk kegiatan perkuliahan. Tidak mengherankan, bila ruangan aula pun masih mengeluarkan bau cukup menyengat dari benda-benda material yang terlihat masih baru.
Selain Dekan Fakultas Ushuluddin, Seminar Nasional ini juga dihadiri oleh Direktur Rumah Moderasi Beragama UIN SGD Bandung Dr. H. Usep Dedi Rostandi, Lc., M.A., Kaprodi SAA Dr. Ilim Abdul Halim, M.A., para guru besar dan dosen serta tamu undangan lainnya termasuk dari perwakilan Pengurus dan Mubalig Jemaat Ahmadiyah Bandung. Tampak Mubalig Daerah Jawa Barat 5 Mln. Iskandar Ahmad Gumay, Mbsy. dan para Mubalig juga hadir. Dari Markaz sendiri hadir, selain Naib Amir Da’wat Ilallah, juga Mln. Buldan Burhanuddin dan Mln. Irfan Hafidhur Rahman. Mewakili Tim Rabtah Nasional, hadir juga Kol. (Purn.) Achmad Pribadi.
Acara Seminar Nasional yang juga berbarengan dengan Pameran Al-Qur’an tersebut terlihat semarak dan dihadiri banyak orang. Pengunjung Pameran Al-Qur’an tampak membeludak. Ratusan mahasiswa memadati lokasi Pameran sejak siang hari. Ini wajar, sebab lokasinya persis di sebelah dalam pintu masuk Gedung Fakultas Ushuluddin, sehingga siapapun yang masuk ke gedung itu akan otomatis melihatnya. Begitu juga ruang aula untuk Seminar, terletak di sebelahnya. Ratusan orang mengikuti acara yang baru dibuka sekitar pkl. 15:30 WIB tersebut.
Dalam sambutannya, Dekan Prof. Dr. H. Wahyudin Darmalaksana, M.Ag. menyambut baik terselenggaranya acara ini. Ini menjadi acara yang sangat penting, sebab menurutnya “Studi Agama-Agama adalah penjaga toleransi dan perdamaian”. Artinya, tugas menjaga hal itu ada di tangan para mahasiswa SAA dan Fakultas Ushuluddin Jurusan Studi Agama-Agama. “Bahkan kedua keponakan saya pun, saya rekomendasikan masuk ke Jurusan SAA ini tahun ini. Kita harus menghormati kelompok Islam yang lainnya, termasuk Syiah dan Ahmadiyah,” harapnya.
“Kami berterimakasih kepada FORMASAA-I dan juga Pembina Nasional-nya yang juga berkesempatan hadir dalam acara ini. Pak Rakeeman bukan orang baru disini. Dulu kami sama-sama melantik FORMASAA-I. Bahkan, Pendiri UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan Dr. Rakeeman adalah sama-sama pakar Perbandingan Agama, khususnya Kristologi,” ungkap Dr. Ilim Abdul Halim, M.A., Ketua Jurusan (Kajur) Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung dalam sambutannya.
Empat narasumber kemudian berturut-turut diminta menyampaikan papaparannya oleh Moderator Fikri Baihaqi Muhammad, Sekretaris Umum II PP FORMASAA-I. Narasumber yang diminta pertama adalah Prof. Dr. H. Made Saihu, M.Pd.I. Guru Besar PAI PTIQ Jakarta yang ternyata kakak ipar dari teman Pembina Nasional FORMASAA-I itu juga adalah pengurus MUI Pusat dan Kemenag RI. Makna Toleransi disoroti dari makna Puasa, yang menurutnya artinya sama yaitu “menahan diri dan sabar”.
Narasumber kedua adalah Mln. H. Rahmat Hidayat, Shd., Naib Amir Da’wat Ilallah Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Secara runut, Dosen dan Sekretaris Jamiah itu menyampaikan paparannya dengan jelas dan bernas. Intinya, bagaimana Ahmadiyah memperlakukan Kitab Suci Al-Qur’an dan korelasinya dengan spirit Toleransi dan Perdamaian.
Narasumber ketiga, Prof. Dr. Deni Miharja, M.Ag., Guru Besar Studi Agama-Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang juga anggota LP2M memperjelas paparan dari dua narasumber sebelumnya. Lelaki murah senyum asal Pangandaran itu juga berterimakasih kepada FORMASAA-I dan Pembina Nasionalnya yang telah menggagas acara Seminar Nasional tersebut.
“Pak Rakeeman bukan orang baru disini. Sejak lama kami mengenal beliau sebagai pakar Filologi dan Perbandingan Agama.”
Farhan Agung Ahmadi, M.Ag. didaulat sebagai narasumber keempat yang menyampaikan paparannya. Alumnus Studi Agama-Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu kini menjadi Dosen Studi Agama-Agama di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Seperti narasumber ketiga, Farhan kemudian mencoba menyimpulkan poin penting dari tiga narasumber sebelumnya. Farhan juga kemudian mengulas persamaan ajaran antar agama-agama: Perjanjian Lama, Injil dan Al-Qur’an.
Sesi tanya jawab dan diskusi ternyata ditiadakan karena waktunya sudah menjelang berbuka. Sebelum ditutup, dilakukan pembagian Sertifikat kepada para narasumber dan moderator. Pembina Nasional FORMASAA-I menyerahkan Sertifikat kepada Prof. Dr. Deni Miharja, M.Ag. Sedangkan untuk narasumber lainnya diserahkan oleh Kajur SAA dan Ketua Umum FORMASAA-I. Dekan sendiri sebelumnya minta ijin – setelah memberikan sambutan – menghadiri acara lainnya bersama dengan Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung. []
—o0o—
Kontributor:
Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Kemang, Markaz
Related Posts
Mahasiswa Jamiah Ahmadiyah Indonesia Adakan Kunjungan Akademik Mengenal Kristologi
Ahmadiyah Turut Serta dalam Festival Toleransi 2024
Jemaat Ahmadiyah Indonesia Adakan Acara Saresehan Wawasan Kebangsaan
Pasir Luhur Alias Baturraden | Lokasi Perjuangan Putra Prabu Siliwangi dalam Mencari Calon Permaisuri
MKAI Jabar 2 Meraih Piala Bergilir di Ijtima ASEAN 2024
No Responses