Kegunaan lain dari rempah-rempah dan tumbuhan herbal adalah untuk aroma pewangi: Josephus, seorang sejarawan Yahudi abad pertama, berbicara tentang penguburan Herodes Agung; bahwa penguburannya itu membutuhkan 500 pelayannya untuk membawa rempah-rempah ke kuburannya; [Antiquities buku 17, 199]. Tetapi sekali lagi, ini tidak pernah diterapkan (ditempatkan atau dioleskan) pada tubuh, melainkan rempah-rempah ini dibakar, “Kamu akan mati dengan damai. Dan seperti rempah-rempah dibakar untuk nenek moyangmu, mantan raja-raja sebelum kamu, demikianlah orang-orang akan membakar rempah-rempah untuk kamu dan meratapi untuk kamu, berkata, ‘Aduh, tuan!’ ‘Karena aku telah mengucapkan firman’, kata TUHAN.” [Yeremia 34: 5]
Tidak ada penjelasan lain untuk penerapan sejumlah besar ramuan penyembuh yang diterapkan pada Yesus (as), selain untuk menyembuhkan luka-lukanya dan menghentikan pendarahan. Dengan demikian, kedua murid yang mengambil jenazah Yesus (as) tahu bahwa ia masih hidup dan telah merencanakan penyelamatannya, mereka membawa serta sejumlah besar jamu dan obat-obatan untuk membungkus tubuh Yesus (as), untuk menghentikan pendarahan yang berlebihan dan membantu penyembuhan.
Yesus (as) ditempatkan di Makam: Setelah pendarahan diatasi, Yesus (as) kemudian ditempatkan di kuburan lapang milik Yusuf; [Yohanes 19: 41-42].
Keesokan harinya, para imam kepala dan orang Farisi mendatangi Pilatus dan memintanya untuk menempatkan beberapa penjaga di kuburan itu; [Matius 27: 62-66].
Diketahui bahwa mereka takut para murid akan datang dan mencuri tubuh tersebut dan kemudian mengklaim bahwa ia bangkit dari kematian. Namun, saran ini tidak masuk akal karena tidak akan menjadi perhatian siapa pun, bahkan jika para murid benar-benar mencuri tubuh itu, apa yang harus mereka lakukan dengannya? Jika mereka mengklaim YesusAS telah membangkitkan pertanyaan sederhana ‘di mana dia?’ Akan menghentikan klaim tersebut. Alasan sebenarnya para imam meminta seorang penjaga tampaknya bahkan mereka meragukan bahwa YesusAS telah mati; Durasi cobaan dan ‘kematian’ yang cepat meningkatkan kecurigaan mereka dan oleh karena itu, mereka ingin agar orang-orang menjaga gua jika para murid datang dan membantu YesusAS dari kubur. Akhirnya Pilatus setuju untuk menempatkan beberapa penjaga, namun mereka tidak dapat menghentikan rencana Tuhan untuk menyelamatkan YesusAS.
Kesimpulan: Fakta-fakta yang berkaitan dengan periode sebelum penyaliban serta fakta-fakta penyaliban itu sendiri dan setelahnya, seperti yang diceritakan oleh Perjanjian Baru, menunjukkan bahwa YesusAS tidak disalibkan dengan sukarela; sebenarnya dia berdoa di Taman Getsemani agar diselamatkan dari cobaan yang direncanakan oleh para pendeta Yahudi dan dia menunjukkan iman sepenuhnya selama pencobaan. Sayangnya, doanya terkabul. Rencana Tuhan dibukakan seperti yang dilaporkan dalam teks Injil itu sendiri; YesusAS menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dibungkus dengan salep medis dan akhirnya ditempatkan di kuburan di mana ia bisa sembuh. Meskipun dia ditantang dan diejek di kayu salib oleh para pendeta Yahudi, “Dia menyelamatkan orang lain; dia tidak bisa menyelamatkan dirinya sendiri. Biarlah Kristus, Raja Israel, turun sekarang dari salib, agar kita dapat melihat dan percaya.”; [Markus 15: 17-32], pada akhirnya, doanya terkabul, klaimnya sebagai Mesias terbukti benar ketika dia benar-benar turun dari salib hidup-hidup, seperti yang dibuktikan Al-Qur’an: “Dan ucapan mereka, ‘Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa Ibnu Maryam, Rasul Allah,’ padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula mematikannya di atas salib, akan tetapi ia disamarkan kepada mereka (dibuat untuk tampak bagi mereka) seperti telah mati di atas salib. Dan, sesungguhnya orang-orang yang berselisih dalam hal ini niscaya ada dalam keraguan tentang ini; mereka tidak mumpunyai pengetahuan yang pasti tentang ini melainkan menuruti dugaan; dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin. Bahkan Allah swt. telah mengangkatnya kepada-Nya dan Allah itu Maha Perkasa, Maha Bijaksana”; [The Holy Qur’an, Surah 4: Vs.158-159].
Hal ini seperti yang dinyatakan Hadhrat Mirza Ghulam AhmadAS dalam risalahnya yang inovatif, Yesus Di India: ‘…. Yesus’ AS bertemu dengan para murid setelah Penyaliban-Nya; perjalanannya ke Galilea; makan roti dan daging; tampilan luka di tubuhnya: bermalam dengan para murid di Emaus; melarikan diri secara diam-diam dari yurisdiksi Pilatus; beremigrasi dari tempat itu, seperti amalan para nabi; dan berjalan di bawah bayang-bayang ketakutan – semua peristiwa ini menyimpulkan bahwa Dia tidak mati di kayu Salib; bahwa tubuhnya mempertahankan karakter fana; dan bahwa itu tidak mengalami perubahan.”; [Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Yesus di India, Bab 1.].
catatan:
1. 27 Yohanes 19: 38-42. umumnya, terjemahan bahasa Indonesia atas dua benda yang dibawa Nikodemus pada ayat tersebut ialah mur dan gaharu. mengenai beratnya, disebut lima puluh kati. Ada juga yang memakai ukuran 30 kilogram dan 100 pon. NASB:”Nicodemus, who had first come to Him by night, also came, bringing a mixture of myrrh and aloes, about a hundred litras weight.” MILT: “Dan datanglah juga Nikodemus, orang yang datang kepada Yesus pada malam hari yang pertama itu, sambil membawa campuran minyak mur dan gaharu, kira-kira seratus litra.” Teks asli Yunani ayat ini menyebut berat dua benda itu 100 litra yang mana satu litra setara kurang dari 330 gram. Ini mewakili 75 modern pounds (pon modern), atau 33 kilogram. Tidak semua penerjemah Indonesia menyebutnya ‘Mur dan gaharu’ ada juga terjemahan bahasa Ambon menyebutnya tidak diterjemahkan tapi tetap aloe ‘satu tjamporan deri mirre dan aloe’, mor dan tjandana (Leydekker Draft), wangi-wangi tyampurané mur lan alué (bahasa Jawa Suriname), minyak emur anu dicampur jeung minyak candana (Sunda formal). Teks asli bahasa Yunani sendiri ialah a·loʹe. Meskipun, disadari penafsir berbahasa Inggris banyak yang memaksudkannya Aquilaria agallocha yang di Indonesia ialah gaharu, namun di kalangan Kristen juga mengakui ada di kalangan mereka yang menafsirkan Aloe sebagai lidah buaya (Aloe vera). https://wol.jw.org/id/wol/d/r25/lp-in/1200000207 Penulis artikel ini yang dari kalangan Muslim Ahmadiyah dan beberapa penulis Ahmadi lainnya lebih sepakat itu sebagai aloe dan jenis terdekatnya ialah aloe vera atau lidah buaya.
2. Kata ‘mur’ (‘myrrh’) diturunkan dari bahasa Aram ܡܪܝܪܐ (murr), dan bahasa Arab مر (mur)، artinya “pahit”. Nama ini tertulis dalam Alkitab Ibrani maupun Alkitab Kristen. Dalam bahasa Ibrani ditulis sebagai mor, מור, dan kemudian sebagai kata pinjaman Semitik digunakan dalam mitologi Yunani sebagai Myrrha, lalu pada Septuaginta, terjemahan Alkitab Ibrani dalam bahasa Yunani, kata yang berkaitan, μύρον, myron, menjadi istilah umum untuk parfum. Mur (bahasa Inggris: myrrh /ˈmɜːr/; dari bahasa Arab مر, mur) adalah suatu resin aromatik dari sejumlah pohon kecil berduri dari genus Commiphora. Minyak mur digolongkan sebagai oleoresin. Resinmur merupakan gom alamiah. Telah digunakan di sepanjang sejarah sebagai parfum, kemenyan dan obat. Juga dapat dimakan dengan dicampur ke dalam anggur. https://id.wikipedia.or /wiki/Mur_(resin) merujuk pada Klein, Ernest, A Comprehensive Etymological Dictionary of the Hebrew Language for Readers of English, The University of Haifa, Carta, Jerusalem, p.380; Rice, Patty C., Amber: Golden Gem of the Ages, Author House, Bloomington, 2006 p.321 dan Wondill Froman (30 Nov 2005). Biblical Facts About Wine: Is It a Sin to Drink Wine?
Penulis: SM Ahmad
Penerjemah: Mansyur Ahmad Yahya, Sulthan Nasir dan Zafrullah, JAMAI Darjah Tsalitsah Studi
Muwazanah Madzahib (Perbandingan Agama) tahun ajaran 2020-2021.
Kontributor, Editor dan Pengajar: DildaarAhmad Dartono
No Responses