Pengertian Anak Allah Yang Di Sandang Yesus

Pengertian Anak Allah Yang Di Sandang Yesus

Akulah yang terdahulu dan Akulah yang terkemudian: tidak ada Allah selain dari pada-Ku. (Yesaya 44:6). Ayat ini culup jelas untuk menerangkan bahwa tiada Allah lain kecuali Allah itu sendiri.

Lalu mengapa dinyatakan bahwa Yesus anak Allah dalam ajaran Kristen, dan benarkah Yesus menjadi anak hakiki Allah? Marilah kita ulas sedikit tentang kebenaran Yesus anak Allah.

Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah.

 

Semua orang yang mendengar hal itu heran dan berkata: “Bukankah dia ini yang di Yerusalem mau membinasakan barangsiapa yang memanggil nama Yesus ini? Dan bukankah ia datang ke sini dengan maksud untuk menangkap dan membawa mereka ke hadapan imam-imam kepala?” (Kisah Para Rasul 9:20-21)

Menurut ayat di atas, yang mengajarkan pertamakali bahwa Yesus adalah anak Allah adalah Paulus. Sementara murid-murid Yesus menaruh curiga kepada Paulus karena apa yang dikatakan bertentangan dengan apa yang diajarkan Yesus. Sebagaimana ucapan Yesus bahwa:

Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (Matius 5:17)

Mengenai ajaran dalam hukum Taurat atau Kitab para Nabi dapat dilihat dibawah ini:

Aku tidak akan melaksanakan murka-Ku yang bernyala-nyala itu, tidak akan membinasakan Efraim kembali. Sebab Aku ini Allah dan bukan manusia, Yang Kudus di tengah-tengahmu, dan Aku tidak datang untuk menghanguskan. (Hosea 11:9)

Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? (Bilangan 23:19)

Pengertian anak secara Harfiah

Peranan orang tua atau bapak dan ibu terlibat secara seimbang dalam kelahiran seorang anak. Sel-sel manusia mengandung 46 kromosomyang membawa gen-gen atau plasma-plasma pembawa sifat kehidupan. Ovum (sel telur) seorang ibu memiliki 23 kromosom. Itu adalah separuh dari jumlah 46 kromosom yang terdapat dalam diri setiap laki-laki dan perempuan. Ketika ovum ibu siap untuk pembuahan, separuh kromosom yang tidak dia miliki disediakan oleh sperma laki-laki, yang menyatu dan membuahinya. Dalam kondisi demikian seseorang secara logika dapat memperkirakan bahwa separuh gen pembawa sifat pada anak disediakan oleh perempuan sedangkan separuhnya lagi oleh pasangan laki-lakinya. Inilah yang dimaksud dengan anak dalam makna sebenarnya. Di dalam kelahiran manusia tidak ada definisi lain yang dapat diterapkan tentang anak harfiah. Memang terdapat beberapa variasi dalam metode kelahiran tetapi tidak ada pengecualian dalam ketentuan dan dasar-dasar yang baru saja dijelaskan.

Kembali ke kelahiran Yesus, marilah kita susun sebuah sekenario mengenai apa yang tampaknya telah terjadi dalam kasus beliau. Yang dapat diterima secara ilmiah adalah sel telur Maryam yang belum dibuahi telah menyediakan 23 kromosom sebagai andil ibu dalam membentuk embrio atau janin. Jika demikian, pertanyaan akan timbul, bagaimana sel telur itu telah dibuahi dan darimana datangnya ke 23 kromosom penting lainnya?. Tidak mungkin untuk mengatakan sel-sel Yesus hanya memiliki 23 kromosom. Tidak ada bayi manusia normal yang dapat lahir hidup-hidup dengan 23 kromosom. Walaupun seandainya seorang manusia kekurangan 1 kromosom saja dari 46 kromosom yang mutlak diperlukan untuk pembentukan manusis normal, hasilnya akan kacau balau. Secara ilmiah, Maryam tidak dapat menyediakan 46 kromosom seorang diri ; yang 23 harus datang dari pihak lain. Jika Tuhan adalah bapak beliau, maka hal itu akan menimbulkan beberapa kemungkinan

Kemungkinan Pertama

Tuhan juga memiliki kromosom sama seperti yang dimiliki manusia, yang yang dalam kasus ini tampaknya telah dimasukan dengan cara tertentu kedalam rahim Maryam. Hal itu tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diterima; jika Tuhan memiliki kromosom-kromosom manusia berarti Dia (na’udubillah) bukan lagi Tuhan. Jadi akibat mempercayai Yesus sebagai anak hakiki Tuhan maka status ketuhanan Sang Bapa pun terancam bahaya.

Kemungkinan Kedua

Tuhan telah menciptakan kromosom-kromosom tambahan sebagai suatu gejala penciptaan supranatural. Dengan kata lain kromosom-kromosom itu benar-benar bukan milik Tuhan secara pribadi tetapi telah diciptakan secara mukjizat. Hal ini dengan sendirinya membuat kita menolak hubungan Yesus dengan Tuhan sebagai anak dan Bapak, dan menyebabkan hal yang sama terhadap hubungan keterikatan antara alam semesta dengan Tuhan, yakni hubungan setiap makhluk ciptaan dengan sang penciptanya.

Maka jelaslah , anak hakiki Tuhan tidaklah mungkin ada sebab seorang anak hakiki harus memiliki separuh kromosom yang berasal dari bapak dan separuh lagi dari kromosom-kromosom ibunya.

Anak Ruhani

Berikut saya kutipkan ayat-ayat Al Kitab yang menyinggung tentang anak Allah:

Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; (Keluaran 4:22)

 

Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. (Matius 5:9)

 

dan yang seorang lagi bernama Eliezer, sebab katanya: “Allah bapaku adalah penolongku dan telah menyelamatkan aku dari pedang Firaun.” (Keluaran 18:4)

 

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: “Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. (Mazmur 2:7)

 

Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” (Matius 6:4)

 

Dengan menangis mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel, Efraim adalah anak sulung-Ku. (Yeremia 31:9)

 

Demikianlah kata Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata: “Bapa, telah tiba saatnya; permuliakanlah Anak-Mu, supaya Anak-Mu mempermuliakan Engkau. (Yohanes 17:1)

 

Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yohanes 1:12)

x

Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. (Lukas 20:36)

Dengan demikian nyatalah bukan hanya Yesus sendri yang sebagai anak Allah itu, akan tetapi merekapun yang terlibat peraturan dan pelajaran Allah bisa dikatakan anak-anak Allah, namun bukan benar-benar anak Allah, teramasuk Yesus. Walaupun masih banyak contoh-contoh lain di dalam Al Kitab namun dengan contoh diatas dapat disimpulkan bahwa sebutan anak dan bapak bukanlah dalam arti yang sesungguhnya melainkan sebutan secara kiasan:

Semuanya ini Kukatakan kepadamu dengan kiasan. Akan tiba saatnya Aku tidak lagi berkata-kata kepadamu dengan kiasan, tetapi terus terang memberitakan Bapa kepadamu. (Yohanes 16:25)

Dan untuk arti dari kiasan tersebut adalah bahwa yang dimaksud anak-anak Allah adalah Anak Ruhani, jadi bukan anak dalam artian yang sebenarnya. [goes]

No Responses

Tinggalkan Balasan