Konsep Al Masih

Konsep Al Masih

Masroor Library – Sebagai seorang muslim, saya tidak merasa pokok bahasan ini merupakan sesuatu yang asing, bahkan ini merupakan salah sau dari kepercayaan pokok orang Islam untuk mempercayai dan mengakui semua nabi Tuhan dan konsep mengenai Al Masih tersebut ada dalam kitab Suci Al Quran.

Konsep mengenai kedatangan seorang Al Masih (Messias) ini berlain-lainan diantara tiga agama besar didunia Yahudi, Kristen dan Islam. Dimana kaum Yahudi percaya bahwa Al Masih akan muncul, kaum Kristen percaya bahwa beliau telah muncul dalam wujud Yesus (Nabi Isa) dan akan muncul kedua kalinya pada akhir zaman untuk mengumpulkan ummatnya dan menegakkan kerajaan Tuhan selamanya. Kaum Muslimin menganut kepercayaan bahwa Nabi Isa adalah Al Masih dan bahwa pada kedatangan beliau yang kedua, beliau akan datang sebagai seorang muslim dan akan menegakan supremasi Islam dengan mengorbarkan perang kepada mereka yang tak menerima Islam. Beliau juga akan membunuh seluruh babi dan mematahkan salib. Kepercayaan kaum muslimin berdasarkan pada kesalah pahaman atas sabda-sabda nabi suci Nabi Muhammad saw. Muslim Ahmadi sebaliknya percaya seperti kaum Kristen dan muslimin pada umumnya, tetapi punya konsep yang berbeda tentang kedatangan beliau yang kedua. Perkara ini tidak akan dibahas dalam tulisan ini, tatapi dibahas berkali-kali sebelum ini dan dimasa mendatang. Insya Allah, dapat dibahas lagi untuk manfaat bagi para pencari kebenaran.

Agama-agama lain juga nampaknya ada ide-ide ke-almasih-an dalam sistem mereka. Yang sedang ditawarkan kaum Hindu tertentu bahwa Krishna adalah Messias (Al Masih) atau bahwa ajaran Krishna adalah apa yang kaum Kristen dakwakan. Pandangan ini juga dimiliki oleh beberapa agama Budha, bahwa Budha adalah pribadi yang sama dengan Yesus sedang di tonjolkan dan bahwa ajaran Kristen telah diambil secara harfiah dari kitab-kitab Budha.

Zoroaster juga mempercayai konsep ini dan menulis dalam Dasatir. Susan I Agung menubuatkan bahwa seorang nabi akan dibangkitkan di akhir zaman dan akan merupakan keturunan Persia dan bahwa keturunannya akan merujuk kepada keadatangan beliau yang kedua, sementara kaum Kristen dan Muslimin tidak ada satu bukti yang diajukan bahwa ada keturunan Yesus (Nabi Isa as) yang mereka yakini sebagai Al Masih, tidak pula kaum Yahudi mempunyai bukti-bukti itu. Istilah Al Masih (Messias) seperti umumnya dipahami merujuk kepada seorang nabi agung yang akan menjadi orang pilihan Tuhan.

Gagasan kemunculan seorang Al Masih nampaknya telah menjadi bagian dari ajaran Yahudi sejak masa Musa as. Sebab ada banyak nubuatan yang ditunjukkan oleh mereka dan juga oleh kaum Kristen dalam Perjanjian Lama yang dianggap sebagai kedatangan nabi agung yang menjadi Al Masih (Messias). Nyatanya banyak ayat Perjanjian Lama penuh dengan rujukan-rujukan mengenai sifat seorang yang agung. Pendeknya boleh dikatakan dengan aman, bahwa harapan kebangkitan bangsa Yahudi tergantung dengan kemunculan Al Mahdi.

Para cendekiawan Yahudi telah menafsirkan berbagai ayat Perjanjian Lama untuk mempertimbangkan kebangkitan Al Masih di kalangan mereka dan yang akan meneguhkan keimanan mereka dan memimpin secara herois.

Kepada ular Tuhan berfirman,

“Dan aku akan mengadakan permusuhan diantaramu dan perempuan ini, dan diantara keturunanmu dan keturunannya. Ia akan meremukan kepalamu dan kamu akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15)

Hasil yang keturunan perempuan itu akan mendapatkan atas keturunan ular adalah menghancurkan kepalanya, sedangkan keturunan ular hanya berhasil menghancurkan tumitnya.

Perhatikan bahasa Ibrani yang dguakan disini membawa makna ganda dan terbukti dari Tergum bahwa ia berarti:

“Merusak, menggilas jadi tebu dan menghancurkan”.

Ini telah ditunjukan dalam Kejadian 3:15 dimana digambarkan secara secara garis besar akibat konflik yang panjang antara keturunan perempuan dan keturunan ular setelah (peristiwa yang) dianggap kejatuhan manusia dari Eden.

Prof Delitzch mengatakan:

Hanya ketika kita menerjemahkan : “Dia (keturunan perempuan) akan meremukkan kepalanya…. Kalimat itu termasuk janji pasti kemenangan atas ular, ketika, karena ia menderita di perjalanan maut, mencoba menyelamatkan diri dan tenggelam dalam perjalanan adalah luka maut (Kejadian 49:17). Hal ini dipercayai sebagai nubuat terselubung dan bertujuan kearah sejarah yang sedang bergerak.

Bahwa para cendekiawan Yahudi telah menafsirkan baris ini sebagai nubuatan Al Masih sangat jelas dari Tergum Palestinayang menyatakan bahwa dalam Kejadian 3:15 adalah janji penjagaan terhadap gigitan ular pada akhir zaman dimasa raja Al Masih.

Pokok bahasan Kejadian 3:15 diulas dalam Tergum Palestina dengan pernyataan tambahan sbb:

“Memang demikian bagi mereka akan jadi suatu obat, dan mereka akan menjadikan penyembuan untuk tumit itu pada masa Raja Meshiha.”.

Rujukan yang dibuat disini adalah kepada Al Masih yang akan menyembuhkan mereka dari penyakit dan mengembalikan mereka pada kesucian sejati, yang mereka percayai telah ada sebelum kejatuhan. Midrash Palestina (Baresith Rabba XII) menytakab: Tiap-tiap suatu yang Tuhan ciptakan sejak semula sempurna, manusia berdosa telah menjadi korup dan tidak kembali pada keadaan semula hingga putra Peres (yakni menurut Kejadian 38:29; Ruth 4:18; Al Masih berasal dari suku Yudah) datang”. Penafsiran ini menjadikan Al Masih pembaharu dan pembawa satu dunia yang sesat kepada Tuhan.

Istilah Rabbi Al Masih adalah M’nahem dan tanpa keraguan berdasarkan pada Ratapan Yeremia seperti terdapat pada pasal 1:2, 9, 17, dan 21. Disini Nabi Yeremia meratapi keadaan Zion yang tersia-sia dan tak seorang pun membawa ketenteraman dan keselamatan kepadanya.

Penghibur atau juru selamat ini dikutip dalam Ulangan 28:1-14 dan dalam Yesaya pasal 51 &52 dan yang dipercaya sebagai Messias. Satu ayat lain yang digunakan adalah dari Yesaya yang terbaca: “Maka Tuhan sendiri yag akan memberimu suatu tanda; lihatlah anak dara akan hamil dan melahirkan seorag putra; dan ia akan diberi nama Immanuel” (Yesaya7:14)

Immanuel bermakna: Tuhan bersama kita. daari hal ini ditunjukan, bahwa seseorang yang telah dinubatkan akan dikuatkan (dibantu) oleh Tuhan. Dikalangan bangsa Ibrani ada adat kebiasaan bahwa anak-anak diberi nama untuk memperingati beberapa peristiwa yang bermakna atau karya-karya agung Tuhan dengan harapan bahwa anak itu boleh dipengaruhi oleh namanya dan sampai pada ketinggian yang diharapkan.

Contoh
1. Yesaya bermakna; Tuhan yang menyelamatkan
2. Yeremia bermakna; Tuhan menguatkan
3. Zefanya bermakna; Tuhan telah menyembunyikan
4. Zakharia bermakna; Tuhan telah mengingat
5. Yeheskiel bermakna; Tuhan adalah kuat
6. Daniel bermakna; Tuhan adalah hakimku
7. Yoel bermakna; Tuhan adalah Allah

Diharapkan bahwa anak-anak yang menyandang nama-nama itu akan ~paling tidak~ mencontohkan sifat-sifat baik dalam nama-nama itu.Tak seorang pun berhak mengatakan bahwa karena seseorang menyandang nama Daniel yang bermakna “Tuhan adalah Hakimku” atau seseorang yang bernama Yoel yang berarti “Tuhan adalah Allah” maka semua yang bernama Yoel adalah Tuhan. Maka nama Immanuel secara sederhana merupakan suatu ekspresi harapan bahwa Tuhan bersama hamba-hambanya dan akan melindungi dan menolong mereka.

Dipercaya bahwa fungsi Al Masih terkutip dalam Yesaya 53. Dengan suatu cara Musa as menubuatkan mengenai seseorang pembawa hukum yang lebih besar dari pada beliau sendiri (Ulangan 18:18) Yeremia menubuatkan seorang juru selamat yang lebih agung dari pada yang membawa Bani Israil keluar dari Mesir (Yeremia 23:7-8) Yehezkiel telah merujuk pada suatu Rumah Ibadah yang lebih mulia dari pada biara (Kuil) Sulaiman (Yehezkie 40:48). Maka seluruh sejarah Israil dipercayai merupakan hal yang biasa.

Penjelasan rabbi dari Yesaya 7:14 biasanya adalah bahwa hal itu digenapi dengan kelahiran Hezekiah. Kedudukan ini begitu menarik dalam hal yang menunjukan anak yang berasal dari keturunan Daud dari pusat Yerusalem yang mempunyai kekuasan seperti digambarkan dalam pasal 11 & 12. Lebih lanjut dalam hal Yesaya 8:8 dikatakan bahwa tanah Immanuel adalah Palestina, yang pernyataan dalam hubungan ini dianggap berasal dari Daud dan kekuasaan kerajaannya.

Komentar-komentar lain menetapkan Immanuel sebagai putra kedua Yesaya, Maher-Shalal-hash-baz. Dalil menguntungkan untuk kedudukan ini adalah bahwa kelahiran Maher-Shalal-hash-baz dicatat dalam pasal berikutnya dan bahwa ramalan mengenai anak itu sangat serupa dengan peringatan mengenai putra nabi.

Yesaya pasal 7-12 telah disebut Kitab Immanuel. Al Masih yang akan datang itu menduduki posisi sentral dalam kitab suci bagian ini yang merupakan konsep kaum Yahudi. Prof Delezch dalam komentarnya atas Yesaya 7:14 telah mengatakan bahwa “Itulah Al Masih nabi yang disini dikatakan akan lahir, maka dalam pasal 9 adalah keluaran dan dalam pasal 11 adalah tiga tahap kekuasaan yang tak terpatahkan, tiga bentuk kejayaan, menerangi tiga tingkat yang dalam sejarah masa depan umatnya terbagi sendiri menurut pandangan nabi itu”.

Yesaya 59 adalah salah satu dari pasal-pasal yang dipercayai dan ditafsirkan sebagai berisi dalil kedatangan Al Masih dan bahwa kemunculan beliau akan disiarkan ketika bangsa Israil secara keseluruhan tenggelam dalam kancah dosa dan kekafiran. Dari ayat-ayat yang lain dipercayai bahwa pada masa itu Israil akan sangat menderita lebih dari yang mungkin terbayang. Meramalkan keadaan dan melukiskan penderitaannya, Yesaya menjadikan Zion seperti seorang wanita yang ditinggalkan atau seperti rata dengan tanah yang untuknya beliau mengharapkan bangkitnya dan menyambut juru selamat yang lama diharapkan.

Ayat-ayat yang menuntun pada semua pemandangan dari Al Masih penakluk (Yesaya 59:15-21) dan nabi yang mengembalikan kemuliaan Zion (pasal 60:1-3), mengumpulkan kembali Israil (ayat 4-9) kedudukan Zion dibawah pemerintahan Al Masih (ayat 10-14) dan pemulihan suasana Eden atas Yerusalem (ayat 15-22).Dari ayat-ayat ini dan lain-lain diercayai bahwa Al Masih (Messias) dijadwalkan akan datang di Zion dan akan menegakan kerajaannya, mengembangkan kekuasannya sampai ke seluruh dunia.

Walaupun konsep kedatangan Al Masih telah diproyeksikan olah berbagai sarjana dan kitab-kitab Perjanjian Lama, hal itu tidak terjadi hingga dua ayat terakhir Perjanjian Lama (Maleakhi 4:5-6) bahwa konsep Al Masih telah mendapatkan meomentum. Disini dinyatakan bahwa Elia (Nabi Ilyas AS) akan muncul (datang) sebelum kedatangan Tuhan. Tetapi boleh dicatat bahwa penampakan kebesaran Tuhan diberikan untuk tiga kali penampakan Sekali di Sinai, kemudian di Seir dan terakhir di Paran (Ulangan 33:2). Nubuatan dalam Ulangan 18:18 menyebabkan sebagian orang (Yahudi) berpindah dan menetap di Arabia yang di dalamnya terletak paran dimana disebutkan bahwa penampakan kekuasaan dan kebesaran Tuhan yang ketiga terjadi, dalam harapan penggenapan impian mereka.

Kepercayaan bahwa Elia Naik ke Langit (2 Raja-raja 2:11), kaum Yahudi pada masa itu percaya bahwa beliau akan kembali akhirnya dan mereka dengan penuh hasrat mengharapkan dan menantikan beliau. Boleh diingat bahwa kaum Yahudi mengharap kedatangan tiga wujud: Elia, Al Masih (Kristus) dan Nabi itu. Ini merupakan bukti dari kenyataan, bahwa ketika Yesus memberitakan kepada kaum Yahudi, merek curiga mengenai dakwa-dakwa beliau. Sebagian murid memberanikan diri bertanya kepada Yesus mengenai keberatan kaum Yahudi, maka mereka menanyai beliau: “Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?”. Jawab Yesus: “Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukan menurut kehendak mereka. Demikian juga anak manusia akan menderita oleh mereka”. Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis (Matius 17:10-13).

Sampai hari ini kaum Yahudi masih sedang menunggu kedatangan Al Masih mereka sampai pada tahap bahwa salah satu doa mereka yang dipanjatkan sesudah makan, adalah Tuhan akan menjadikan mereka berharga untuk dapat menerima Al Masih.

Dan akhir seruan kita adalah: SEGALA PUJI BAGI ALLAH, Tuhan sekalian alam !!

Penulis: Kenneth Moakan
Sumber: The Review of Religion, Januari 1998
Judul Asli: Concept of Messias
Terjemah: Muharim Awaludin
Ketik ulang dan pulikasi di Masroor Library : Goes

No Responses

Tinggalkan Balasan