Masroor Library – Sebelum kita berbicara tentang khalifah secara panjang lebar, marilah kita pahami dulu apa arti khalifah. Dalam kamus bahasa Indonesia arti dari khalifah adalah : khalifah n 1 wakil (pengganti) Nabi Muhammad saw Setelah Nabi wafat (dl urusan negara dan agama); 2 (gelar) kepala agama dan raja di negara Islam;
Jadi pendek kata arti khalifah adalah pengganti. Secara kriteria khalifah juga terbagi atas tiga bentuk yaitu,
1. Pengganti wujud para nabi
2. Pengganti suatu bangsa
3. Pengganti para nabi.
Dari 3 kekhalifahan tersebut di atas kita akan fokus pada bentuk kekhalifahan terakhir yaitu pengganti para nabi. Sepeninggal Nabi Muhammad SAW ada lembaga khilafat yang lebih dikenal dengan nama khulafaur rasyidin. Yaitu Abubakar As Sidiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, dan Ali bin Abu Thallib. Beliau inilah yang menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW,
Rasulullah Saw bersabda,
“Barangsiapa taat kepada amirku, sesungguhnya, ia telah taat kepadaku. Dan barangsiapa membangkang terhadap amirku, berarti ia membangkang terhadapku” (HR. Bukhari, Muslim dan Misykaat. Hlm. 318)
Rasulullah juga bersabda,
“Akan terjadi nubuwat sampai masa yang disukai Allah….. kemudian akan ada khilafat dalam nubuwat sampai masa yang disukai Allah…. kemudian akan berdiri kerajaan sampai waktu yang dikehendaki Allah…. kemudian akan ada khilafat dalam nubuwat.” Kemudian beliau berdiam diri. (Musnad Ahmad, Baihaqi, Misykat hal 461)
Berdasarkan periodesasi ini, Khilafat menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari perkembangan Islam. Ia dipahami sebagai lembaga kepemimpinan guna menggantikan dan meneruskan misi kenabian dan penyempurnaan tujuan agama.
Dalam hadits tersebut di atas sebuah kelembagaan kekhalifahan di akhir zaman akan tegak berdiri lagi, dan satu-satu jamaah di dunia ini yang sudah dan sedang menerapkan sistim kekhalifaan ini adalah Jamaah Muslim Ahmadiyah. Jamaah yang di dirikan oleh Hazrat Mirza Ghulam Ahmad AS yang mendakwakan dirinya sebagai Masih dan Mahdi yang dijanjikan. Jadi, Allah Ta’ala senantiasa akan mengangkat khalifah dari hamba-hamba-Nya yang beriman dan shaleh.
Jamaah Ahmadiyah yang berdiri pada tahun 1889 ini walau banyak penentangan dari nerara muslim ataupun mayoritan muslim tapi eksistensiya semakin terlihat nyata hingga sekarang. Gema Tablig yang semakin kuat terdengar hingga tak terasa mampu merambah lebih dari 220 negara hingga saat ini.
Pucuk pimpinan tertinggi dalam Jamaah Muslim Ahmadiyah yang disebut dengan Khalifatul Masih yaitu pengganti dari Masih dan mahdi yang dijanjikan.
Berikut daftar Khalifah Ahmadiyah yang hingga saat ini sudah ke V
Khalifatul Masih Maulana Hakim Nuruddin ra
Khalifatul Masih Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad ra
Khalifatul Masih Mirza Nasir Ahmad ra
Khalifatul Masih Mirza Tahir Ahmad ra
Khalifatul Masih Mirza Masroor Ahmad atba
Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba khalifatul masih ke V yang saat ini sedang memegang pucuk pimpinan jemaaa Muslim Ahmadiyah terus berupaya mengkampanyekan keindahan Islam dalam bingkai Ahmadiyah,
Belum lama ini, Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba yang juhg merupakan cicit dari pendiri Jamaah Muslim Ahmadiyah meresmkan peluncuran MTA Ghana – saluran televisi terestrial digital baru yang didirikan khusus untuk memenuhi kebutuhan orang-orang di Ghana. Saluran TV yang tayang selama 24 jam ini menyiarkan konten yang mencakup berbagai bahasa yang digunakan di Ghana tentang masalah agama, pendidikan, dan moral.
Yang Mulia Hazrat Mirza Masroor Ahmad atba dalam kontribusi untuk menjaga perdamaian juga menjadi perhatian dunia, dalam suatu kesempatan berpidato di capitol hill pada tanggal 27 Juni 2012 menyampaikan bahwa prinsip kunci dalam memelihara perdamaian adalah keadilan sejati. “Hakikatnya adalah bahwa perdamaian dan keadilan tidak dapat dipisahkan – Anda tidak dapat memiliki satu dan memisahkan yang lainnya. Namun, secara umum, ada sedikit keraguan bahwa kegelisahan dan kecemasan meningkat di dunia dan karenanya kekacauan menyebar. Ini dengan jelas membuktikan bahwa di suatu tempat, persyaratan keadilan tidak terpenuhi.”
Beliau melanjutkan, “Jadi inilah ajaran Islam yang benderang bahwa orang-orang dari semua bangsa dan semua ras adalah sederajat. Dan juga dijelaskan bahwa semua orang harus diberikan hak yang sama tanpa diskriminasi atau praduga. Ini adalah prinsip utama dan ’emas’ yang meletakkan dasar untuk harmoni antara kelompok dan bangsa yang berbeda serta untuk membentuk perdamaian.”
Dari berbagai sumber
Tags:
No Responses