Hingga 1961, Afdeeling West Nieuw Guinea dengan ibukota Manokwari hanya memiliki 6 Onderafdeeling, yaitu Sorong, Raja Ampat, Manokwari, Ransiki, Teminabuan dan Bintuni. Bintuni saat itu tetap memiliki ibukota Steenkool. Sebagai ibukota Onderafdeeling, perkantoran dibangun sehingga para pejabat dan aparat tinggal di Steenkool.
J. van Bodegom pernah menjadi Residen Afdeeling West Nieuw Guinea dan mengunjungi Steenkool pada Mei 1956. Sedangkan Residen F.R.J. Eibrink Jansen pernah melakukan kunjungan ke Steenkol, ibukota Onderafdeeling Bintuni pada 13 Februari – 2 Maret 1957.
Beberapa pejabat lainnya, tercatat nama R. Ch. Mahler, Kontrolir Steenkool yang bertugas dari 3 Desember 1951 – 5 Desember 1953. Sedangkan R.R. Bergh pernah menjadi Pejabat Pembantu Administrasi di Steenkool dan menerbitkan tulisan pada 25 Januari 1956.
Di Steenkool juga telah dibangun pos polisi yang disebut Korps Algemene Politie Detachement Afdeeling West Nieuw Guinea. Nama A.E. Burer tercatat sebagai Inspektur Polisi (Inspecteur van Politie) yang pernah ditugaskan di Steenkool dan menerbitkan laporan patroli (Patrouilleverslag) periode 2-27 Februari 1959.
Sebelumnya, pada Juni 1959, Komisaris Polisi (Commisaris van Politie) A. van Klinken juga melakukan kunjungan ke Steenkool dan menerbitkan laporan setebal 108 halaman lengkap dengan foto-foto. Laporan itu diberi judul: Uittreksel Bevolking uit het Verslag van de Patrouille Steenkool.
Jejak NNGPM di Distrik Tembuni, Kabupaten Teluk Bintuni
Apabila NNGPM mulai melakukan eksplorasi di Klamono dan Babo pada 1935, maka di Wasian atau Mogoi baru belakangan. Cekungan Hidrokarbon Wasian alias Wasian Basin sudah dikenal oleh para geolog sejak puluhan tahun lalu. Setidaknya sejak NNGPM melakukan eksplorasi pada 1939 dan 1941. Nama Wasian dan Mogoi pun mulai dikenal oleh kalangan luar.
Di Distrik Tembuni terdapat tangki minyak, gudang logistik, bekas bangunan sekolah, perumahan pegawai, sumur minyak dan mesin pompa minyak. Tangki minyak yang terdapat di Distrik Tembuni berjumlah empat buah, yaitu dua buah ada di Kampung Mogoi Baru dan dua buah lagi di Kampung Tembuni dekat sungai Wasian.
Sedangkan gudang logistik juga berada di Kampung Tembuni. Gudang ini berbentuk persegi empat, atap gudang terbuat dari asbes, dengan pembagian ruangan ada lima buah. Gudang itu berukuran panjang 31,10 meter dan lebar 28 meter alias 870 meter persegi.
Terdapat dua pintu yaitu pada bagian depan dan belakang jenis pintu daun ganda. Ukuran pintu dari kayu itu adalah tinggi 4,90 meter dan lebar 7 meter. Jendela berjumlah 40 buah terbuat dari kaca tebal: 14 buah jendela terdapat di samping kanan dan 14 buah di samping kiri. Enam buah di bagian depan dan 6 buah di bagian belakang.
Perumahan pegawai juga terletak di Kampung Tembuni. Perumahan ini dibangun pada 1942 dan kini yang tersisa hanya rangka bangunan yang terbuat dari besi. Dilihat dari rangka bangunan yang ada, bentuk denah bangunan berupa persegi empat. Kondisi rangka bangunan tidak terpelihara sehingga ditumbuhi semak belukar.
Denah bangunan berbentuk persegi empat dengan ukuran panjang 13,25 meter, lebar 7,71 meter dan tinggi 2,95 meter. Semua bahan pembuatan rangka bangunan itu terbuat dari besi sehingga nampak kokoh. Terutama tiang dan rangka atap, semuanya terbuat dari besi. Sedangkan untuk dindingnya terbuat dari asbes atau papan. Perumahan ini mulai difungsikan kembali pada 1945-1965 usai ditinggalkan saat terjadi Perang Pasifik.
Potensi Minyak di Distrik Tembuni
Minyak bumi di Teluk Bintuni telah ditemukan oleh Perusahaan Minyak Belanda (Nederlandsch Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij) pada 1939 di Lapangan Wasian dan 1941 di Lapangan Mogoi. Namun karena pecah Perang Pasifik, eksplorasi kemudian dihentikan dan baru dilanjutkan pada 1945. Pada 1953 hingga 1961 mulai melakukan produksi.
Tags:
Related Posts
Telusuri Jejak Tarumanegara, Tuan Tanah Jonathan Rigg dan Makam Kuno Islam Garisul
Meneliti Manuskrip Kuno Al Quran Daun Lontar
Kunjungi Ciaruteun Ilir dan Pasir Muara Telisik Prasasti Tinggalan Kerajaan Tarumanegara
Gotrasawala Panitia Pangeran Wangsakerta | Belajar dari Lembaga Penulisan, Penyalinan dan Penerjemah Naskah/ Manuskrip pada Masa Kasultanan Cirebon
Pakuan Pajajaran dan Pajajaran Anyar
No Responses