Siapa Ulama Pewaris Para Nabi ?

Siapa Ulama Pewaris Para Nabi ?

Masroor Library – Sebelumnya kita telah membahas tentang Makna dan Kriteria Ulama dalam Perspektif Al-Quran. Yang dalam bahasan tersebut sudah dijelaskan secara gamblang apa itu Mubaligh, Dai dan Ulama. Sedangkan kali ini kita akan membahas siapa Ulama yang layak sebagai pewaris para nabi.

Istilah Ulama berasal dari  bahas Arab yang berarti orang-orang yang punya ilmu (berilmu). Dalam masyarakat Indonesia, kata ulama mengandung arti hanya ditujukan kepada orang-orang yang punya keahlian dalam bidang ilmu agama saja (tidak termasuk ilmu duniawi).

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

“Al ‘ulama-u waratsatul Anbiya” yang artinya, ulama itu adalah pewaris para nabi. Padahal kata “Al ‘ulama” dalam hadits tersebut mempunyai arti “ulama ‘tertentu’ yang dipilih oleh Allah” bukan asal ulama. Pertanyaannya, siapakah ulama yang dimaksud Nabi MUhammad SAW sebagai pewaris para nabi itu ? yang jelas, maksud Nabi Muhammad SAW adalah bukan Ulama yang berkumpul dalam satu lembaga.

Allah berfirman dalam QS Faathir : 29

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya adalah ulama”

Selain itu Rasulullah SAW bersabda yang artinya :

“Ulama umatku bagaikan nabi-nabi dari Bani Israil”

Jadi ulama yang dimaksud adalah ulama yang kehidupannya selalu dekat dengan Allah. Hal itu ditandai dengan diberikannya wahyu dan Ilham, sebagaimana Dia memberikannya kepada nabi-nabi Bani Israil. Buktinya, para pengikut Nabi Isa AS pun mendapat wahyu. Hal itu diabadikan dalam QS Al Maidah : 112

“Dan (ingtlah), ketka Aku (Allah Ta’ala) mewahyukan kepada Hawariyyin (pengikut Isa yang setia): “Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku”, mereka menjawab: kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruan-Mu)”.

KIta lihat sekilas perjalanan sejarah para nabi, [dan kita tanyakan kepada mereka yang mengaku sebagai ulama], mengapa nabi-nabi pada masa lalu dimusuhi dan ditolak oleh kaumnya ? Pernahkah ada dalam sejarah ada seorang nabi yang dalam permulaan dakwahnya langsung diterima oleh kaumnya ? Jawabnya tidak sama sekali. Semuanya pasti ditolak, dimusuhi, diusir, dicaci maki, dihina, diolok-olok bahkan mereka (para nabi) selalu dijuluki oleh kaumnya sebagai orang gila yang sesat.

  1. Kisah penolakan Iblis kepada Nabi Adam AS

Dalam QS Al A’raf ayat 13, Allah berfirman:

“Apakah yang menghalangimu untuk sujud (patuh kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Iblis menjawab ” Saya lebih baik dari padanya ; Engkau ciptakan saya dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah”.

2. Kisah penolakan kaum ‘Aad terhadap Nabi Hud AS

Dalam QS Al A’raf ayat 67-68, Allah berfirman:

“Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata: “Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan Sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. Hud berkata: “Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini adalah utusan dari Tuhan Semesta Alam.”

3. Kisah Penolakan terhadap Nabi Nuh AS

Dalam QS Al A’raf ayat 60-62 Allah berfirman:

Sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada tuhan bagimu selain-Nya” Sesungguhnya (kalau kamu  tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat). Pemuka-pemuka dari kaumnya (semacam ulama) berkata: “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang nyata”. Nuh menjawab: “Hai kaumku, tak ada padaku kesesatan sedikitpun tetapi aku adalah utusan dari Tuhan Semesta Alam”

4. Kisah penolakan terhadap Nabi Shaleh AS

Dalam QS Al A’raf ayat 76-77 Allah berfirman:

“Pemuka-pemuk yang  menyombonghkan diri di antara kaumnya berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah yang telah beriman diantara mereka: “Tahukah kamu bahwa Shaleh diutus (menjadi rasul) oleh Tuhannya ?. Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami beriman kepada wahyu, yang Shaleh diutus untuk menyampaikannya.” Orang-orang yang menyombongkan diri berkata: “Sesungguhnya kami adalah orng yang tidak percaya kepada apa yang kamu imani itu”.

5. Kisah penolakan kaum Sodom terjhadap Nabi Luth AS

Dalam QS Al A’raf ayat 81-82 Allah berfirman:

“Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: ‘Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu ? Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada mereka, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas’. Jawab kaumnya  tidak lain hanya mengatakan: ‘Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kota ini, Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri.”

6,. Kisah penolakan penduduk Ainah (Madyan) terhadap Nabi Syuaib AS

Dalam QS Al A’raf ayat 89-93 Allah berfirman:

“Pemuka-pemuka dari kaum Syu’aib yang menyombongkan diri berkata: ‘Sesungguhnya kami akan mengusir kamu hai Syu’aib dan orang-orang yang beriman bersamamu dari kota kami, atau kamu kembali kepada agama kami’. Berkata Syu’aib: ‘Dan apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak menyukainya ? Sungguh kami mengada-adakan kebohongan yang benar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, sesudah Allah melepaskan kami dari  padanya. Dan tidaklah patut kami kembali kepadanya, kecuali  jika Allah, Tuhan kami menghendaki(nya). Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Kepada Allah sajalah kami bertawakkal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil) dan Engkaulah pemberi Keputusan yang sebaik-baiknya’. Pemuka-pemuka kaum Syu’aib yang kafir berkata (kepada sesamanya): ‘Sesungguhnya jika kamu mengikuti Syu’aib, tentu kamu jika berbuat demikian (menjadi) orang-orang yang merugi’. Kemudian mereka ditimpa gempa. Maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di dalam rumah mereka, (yaitu) orang-orang yang mendustakan Syu’aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu’aib seolah-olah mereka belum pernah berdiam di kota itu; orang-orang yang mendustakan Syu’aib merekalah orang -orang yang merugi.”

7. Kisah penolakan kaum kafir Mekkah terhadap Rasulullah SAW

Dalam QS Al A’raf ayat 53-54 Allah berfirman:

“Dan sesungguhnya kami telah mendatangkan sebuah kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orag-orang yang beriman. Tiadalah mereka menungu-nunggu kecuali (terlaksanaya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran  itu, berktalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: “Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafaat yang akan memberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan ? Sesungguhnya mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan.”

Tidak hanya itu, setiap orang yang bekerja keras untuk menegakkan dan menyampaikan kebenaran, pasti akan mendapat kesusahan dan tantangan dari orang-orang yang tidak percaya dan ingkar. Hal itu terbukti dari kisah-kisah di bawah ini:

Imam Hanafi RH

[irp]

Pada zamannya, ia dikatakan sebagai orang yang bodoh, zindik (kafir akan tetapi pura-pura beriman). Bahkan beliau sampai dimasukan ke penjara. Akhirnya ia diracun hingga wafat di sana.

Imam Syafi’i RH

Imam yang nama lainnya Abu Abdullah bin Muhammad bin Idris ini dijuluki oleh ulama-ulama Mesir, Irak, Yaman dan Baghdad sebagai orang ayang Addoru minal Iblis, artinya yang lebih berbahaya dari Iblis.

Tapi kita mengetahui bahwa Imam yang saat 7 tahun sudah hafal Alquran ini, kini sangat dipuji dan dihormati, sedangkan orang-orang yang dahulu mencaci maki beliau, namanya sama sekali lenyap dari muka bumi.

Imam Malik RH

Sama halnya dengan Imam Malik RH selama dua puluh lima tahun tidak bisa keluar untuk shalat Jumat. Hingga akhirnya ia dimasukan ke dalam penjara. Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan hukuman pukulan rotan sebanyak 70 kali.

Imam Bukhari RH

Imam Muhammad ibnu Ismail Al Bukhari, yang kita kenal dengan Imam Bukhari, juga banyak disusahkan dan dicaci maki oleh orang-orang yang tidak sepaham. Hingga ia diusir dari negeri kelahirannya, Bukhara. Karena beratnya penderitaan yang dialami sampai-sampia ia berdoa, “Ya Allah sesungguhnya bumi ini telah sempit bagiku, meskipun keadaannya sangat luas, maka ambillah nyawaku kepada-Mu.”

Imam Hanbali RH

Begitu pula halnya dengan Imam Ahmad Ibnu Hanbali RH. Ia pernah dipenjara selama 2 tahun 4 bulan. Ia  mengalami sikaan dengan cara dipukul dan diludahi mukanya. Selain itu waktu Maghrib, ia selalu dipukul sedang kakinya dirantai dengan rantai yang amat berat.

Syeikh Abdul Qadil Al Jailani RH

Selain Abdul Qadir Al Jailani, termasuk Syeikh Muhyiddin Ibnu Arabi, mereka banyak mendapat makian dan cacian bahkan difatwakan kafir pada zamannya.

Orang-orang mulia ini sebagaimana semua orang Islam pada zaamn ini sepakat mengakui bahwa orang-orang suci itu selalu mendapatkan kesusahan karena mereka-mereka bekerja untuk memelihara dan bekerja untuk memelihara agama Allah SWT supaya orang-orang tidak sesat dan masuk ke dalam neraka Jahannam

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad AS

Sejarah selalu berulang. Pada zaman ini beliau as selalu dicaci-maki, difitnah, dikafirkan, dan dituduh sesat menyesatkan. Padahal kalau para ulama dan kyai-kyai itu mau membaca sejarah para nabi dan wali-wali terdahulu, dan mau melihat umat Islam saat ini, tentu mereka tidak mau mencaci-maki dan berkata kotor, membuat huru hara serta memfitnah seperti yang dilontarkan kepada Imam Mahdi dan para pengikutnya.

Orang-orang Islam sudah melihat dan menyaksikan bahwa sekarang sudah beribu-ribu kaum muslimin yang lari dari agama Islam dan masuk ke dalam golongan-golongan agama lain. Akan tetapi anehnya, dari pihak Islam sangat sedkit sekali yang mau memelihara supaya jangan ada orang yang murtad dari Islam.

Hanya para walil dan sahabat saja yang selalu mencari jalan supaya orang-orang tersebut bisa kembali kepada islam. Kalau Kita lihat bagaimana Nabi Muhammad SAW menggambarkan keadaan umat Islam di akhir zaman ini, niscaya saudara-saudara akan berkata bahwa semuanya itu benar-benar sudah nyata di hadapan kita sekarang ini. Beliau SAW menjanjikan pada waktu moral umat Islam jatuh, akan dibangkitkan pula seorang yang datang dari umat Islam sendiri dan akan membela, memelihara Islam dan melawan segala tuduhan-tuduhan batil dari agama-agama lain. Kedua kabar itu sekarang sempurna di hadapan kita sekarang.

Penulis: Syamsul Ulum
Diterbitkan di : Bisyarat edisi No. 42 Muharram Shafar 1427 H / Tabligh 1385 HS/Pebruari 2006 M Hal.7 – 10
Ketik Ulang dan edit : Bagus Sugiarto
Diterbitkan kembali di : MasroorLibrary.Com

No Responses

Tinggalkan Balasan