Perlukah Beriman Pada Imam Mahdi ? | Bagian 2

Perlukah Beriman Pada Imam Mahdi ? | Bagian 2

Sebelum kebenaran nampak sampai saat itu, belum ada yang dapat memberikan pengorbanan dalam Islam. Inilah hikmah dibalik penderitaan yang dilalui oleh para nabi dan para pengikutnya. Naudzubillah Tuhan bukanlah musuh mereka, melainkan sangat mencintai mereka. Jika keimanan dianggap sebagai sesuatu yang mudah, jika keimanan tidak harus dibayar dengan harga yang mahal, lantas para pendusta yang tidak beriman yang berusaha untuk mendapatkan harta dan kekuasaan pasti yang paling dulu beriman. Namun untuk menebus suatu keimanan diperlukan nilai yang sangat mahal, jiwa harta, kehormatan hubungan kekerabatan semua dikorbankan.

Bagaimana orang seperti itu bisa dikatakan polos, mereka beriman setelah memahami, menyaksikan orang yang polos adalah mereka yang mengarungi kehidupan yang nyaman selalu menuruti apa kata maulwi dan mengatakan apa perlunya menanggung penderitaan seperti itu. Kita lihat saja nanti. Anda janganlah menjadi orang yang lugu.

Renungkanlah pesan faedah ini, karena ini telah menjadi hakikat. Silahkan perhatikan jika memang perkataan maulwi benar bahwa kami non-muslim. Lantas pendiri Jemaat Ahmadiyah yang dianggap sebagai non-muslim, kenapa beliau mengajarkan Islam kepada kami. Bagaimana beliau bisa dikatakan pendusta yang itu sebagai non-muslim itu adalah orang yang paling banyak melakukan shalat, paling banyak mengajarkan kebaikan, mengajarkan untuk berkorban, setelah beriman kepadanya orang-orang rela mengorbankan hartanya di jalan Allah ta’ala, Yang tentunya itu bukanlah suatu hal yang mudah. Kehormatan harta dirampas jalan apa ini. Inilah jalan Islam.

Beliau menimbulkan kecintaan, perpecahan umat dihilangkan, seorang muslim berkebangsaan Barat, Pakistani, Afrika menjadi sedemikian bersaudara. Sehingga penghalang garis keturunan seolah hilang. Persaudaraan yang diciptakan oleh sang Imam Mahdi dari Barat hingga ke Timur, silahkan perlihatkan contoh lain di dunia ini kalau ada. Ini merupakan ciri dari kebenaran bukan kedustaan.

Alquran Karim berfirman Innamal mukminuna ikhwah ‘sesungguhnya orang-orang mukminlah yang bersaudara.’ Seluruh bangsa sekarang menjadi bersaudara. Namun yang seperti itu malah dituduh sebagai non-muslim. Kalau begitu Masih Mauud itu sungguh aneh, seorang wujud yang dituduh sebagai muftari dan paling banyak berdusta, Allah taala dan menyebarkan Islam menyebarkan ruh Islam menegakkan kebaikan jika kami menyuruh Anda kepada Ahmadiyah. Pada saat anda merasakan bahkan sekejap saja bahwa Ahmadiyah mengajarkan sesuatu yang keluar dari Islam, saat itu juga Anda bisa keluar dari Ahmadiyah.

Tidak ada paksaan, namun orang masuk ke dalam Jemaat Ahmadiyah untuk tetap berada di dalamnya. Mereka tetap bertahan meskipun harus memberikan pengorbanan. Kelezatan yang dirasakan oleh orang-orang Ahmadi ketika memberikan pengorbanan tersebut tidak Anda terbayangkan sedikitpun oleh orang-orang yang larut dalam kebahagiaan dunia. Dalam hal ini, ada hal-hal yang perlu saya beritahukan kepada anda bahwa jika di seluruh dunia ini terdapat Markaz yang menyoroti akhlak setiap anggotanya itu ada dalam Jemaat Ahmadiyah.

Bagaimana dengan anda perbuatan apapun yang anda lakukan sesuka hati anda tidak akan ada malu yang akan memberikan sanksi kepada anda. Tidak akan mempedulikannya meskipun anda menjual minuman keras, memakan barang haram dan perbuatan apapun. Yang anda lakukan para maulwi tidak akan mempedulikan sedikitpun akan hal itu. Namun jika anda memperlihatkan ketertarikan terhadap Jamaah Ahmadiyah, para maulwi akan naik pitam.

Mereka akan mengancam Anda. Awas kalau menemui orang Ahmadi lagi. Apa itu Islam. Islam merupakan nama dari suatu ajaran. Ia mengajarkan amalan sholeh. Apakah para maulwi ini mencintai Islam jika seandainya mereka mencintai Islam. Maka mereka tidak akan bisa tidur karena kezaliman telah begitu tak di setiap penjuru Pakistan, kedustaan diumbar di pengadilan-pengadilan anak-anak diculik, ditindas, pembunuhan dilakukan demi untuk mendapatkan harta. Mengajarkan kebencian dan perpecahan di dalam mazhab-mazhab.

No Responses

Tinggalkan Balasan