Konsep Al Masih Dan Al Mahdi Dalam Islam

Konsep Al Masih Dan Al Mahdi Dalam Islam

Masroor Library – Setidaknya, ada empat opini yang berkembang dalam wacana publik terkait kedatangan “Imam Mahdi”, dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”, di akhir zaman :

  1. Opini pertama, meyakini “Al-Masih Isa ibnu Maryam” akan datang, tapi tidak ada kaitannya dengan “Al-Imam Al-Mahdi”.
  2. Opini kedua, meyakini “Al-Imam Al-Mahdi”, akan datang, tapi tidak ada kaitannya dengan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”.
  3. Opini ketiga, meyakini “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” akan datang, tapi “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” adalah dua person yang berbeda.
  4. Opini keempat, meyakini “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” akan datang, tapi “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” adalah satu person yang sama, satu orang menyandang dua gelar. Selain empat opini diatas, juga ada dua opini yang berkembang dalam wacana publik, ada yang mengatakan “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” adalah nama orang, dan ada juga yang mengatakan “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” adalah nama gelar atau predikat yang disandang seseorang. 4 Opini Kdatangan Imam Mahdi

Opini pertama, dianut oleh saudara-saudara kita umat Kristiani

Menurut umat Kristiani, “Al-Masih Isa ibnu Maryam” yang akan datang adalah “Al-Masih Isa ibnu Maryam” yang sama yang pernah datang pada kali pertama, yaitu yang lahir dari rahim Bunda Maria di Bethlehem di tanah Yudea (Mat 2:1), dua puluh abad silam. Menurut mereka “Al-Masih Isa ibnu Maryam” akan turun dari langit didampingi ribuan malaikat dengan segala kekuasaan dan kemulian-Nya” (Mat 24:30; Mrk 13:26; Luk 21:27). Berikut, ilustrasi kedatangan Al-Masih Isa ibnu Maryam, versi umat Kristiani.

Opini kedua, dianut oleh saudara-sudara kita dari Syi’ah, khususnya Syi’ah Imamiyah

Menurut Syi’ah, Al-Imam Al-Mahdi telah datang pada tahun 200 H, kemudian menghilang (ghaib sughra), kemudian datang lagi, kemudian menghilag lagi (ghaib kubra), kemudian kelak akan datang lagi pada akhir zaman. Di Iran, kedatangan Al-Imam Al-Mahdi, merupakan kepercayaan negara. Kepemimpinan negara yang ada sekarang bersifat sementara. Kepemimpinan negara segera akan diserahkan kepada Al-Imam Al-Mahdi, jika ia telah datang. Namun, Al-Imam Al-Mahdi yang diyakini Syi’ah, tidak ada kaitannya dengan Al-Masih Isa ibnu Maryam. Kaum syi’i sama sekali tidak pernah menyinggung-nyinggung kedatangan Al-Masih Isa ibnu Maryam.

Opini ketiga, adalah opini yang dianut oleh mayoritas umat Islam Ahli Sunnah wal Jamaah

Ahli Sunnah wal Jamaah sangat yakin “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”, akan datang. Tetapi, menurut Ahli Sunnah wal Jamaah, “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”, adalah dua person yang berbeda. Berikut, contoh keyakinan Ahli Sunnah wal Jamaah, atas kedatangan Al-Masih Isa ibnu Maryam.

Soal : Bagaiaman pendapat muktamar tentang Nabi Isa as., setelah turun kembali ke dunia. Apakah tetap sebagai Nabi dan Rasul? Padahal Nabi Muhammad SAW, adalah Nabi terakhir? Dan apakah mazhab empat itu akan tetap ada pada waktu itu?

Jawab : “Kita wajib berkeyakinan bahwa Nabi Isa a.s, itu akan diturunkan kembali pada akhir zaman nanti sebagai Nabi dan Rasul yang melaksanakan syariat Nabi Muhammad SAW., dan hal itu, tidak berarti menghalangi Nabi Muhammad sebagai Nabi yang terakhir, sebab Nabi Isa a.s, hanya akan melaksanakan syariat Nabi Muhammad SAW. Sedangkan mazhab empat pada waktu itu hapus (tidak berlaku)”.

“Tentang kedatangan tuan Yezuz kedoenia kembali, memang rata-rata kaum Moeslimin mempertjayainya. Hal kepertjayaan Moeslimin tentang kedatangamn Yezuz ke dunia lagi itoe demikianlah : Sungguh Baginda Nabi Isa (Yezuz Kristus), itu akan toeroen ke doenia lagi pada akhir zaman dan beliau itu akan menghoekoemi dengan syari’at Nabi Moehammad SAW., tidak dengan syari’atnya; karena syari’at Yezuz itoe, telah terhapoes sebab soedah lalunya waktoe jang sesoeai oentoek mendjalankannya. Maka kedatangan Yezuz itoe nanti menjadi sebagai khalifah ataoe pengganti Nabi kita, di dalam menjalankan syri’at Beginda Nabi SAW., pada ini oemat”

Ahli Sunnah wal Jamaah meyakini, jika Isa datang dengan menyandang gelar Nabi tidak bertentangan dengan Firman Allah: Walakir-Rasulallaahi Wa khaataman-Nabiyyin (Al-Ahzab:40). “Firman Allah tersebut tidak bertentangan dengan (Hadits) yang menjelaskan tentang turunnya Isa a.s. di akhir zaman, karena ia tidak akan datang dengan ajaran yang menghapuskan ajaran Nabi Muhammad SAW., namun justru akan menetapkannya dan mengamalkannya”.

Dan, Ahli Sunnah wal Jamaah meyakini, jika Isa datang, ia akan menerima wahyu langsung melalui lisan Jibril as : “Wahuwa Annahu Yuuha ila-sayidi ‘Iisa ‘alaihi-sholaatu-wassalam, bi syarii’atin-Muhammadin sholalaahi ‘alaihi wassalam, ‘alaa lisaani jibriili ‘alaihi-sholaatu-wasslam”.– bahwasanya ia, (Isa as.), akan mendapat wahyu untuk melaksanakan syariat Muhammad SAW., melalui lisan Jibril as”.

Ahli Sunnah wal Jamaah meyakini, Al-Masih Isa ibnu Maryam yang akan datang itu adalah Al-Masih Isa ibnu Maryam yang pernah diutus Allah kepada Bani Israel. Dan Ahli Sunnah wal Jamaah juga meyakini, “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”, adalah nama orang orang, bukan “predikat” atau “gelar” yang disandang seseorang, sama dengan keyakinan opini pertama – umat Kristiani, dan opini kedua – kaum syi’i.

Opini keempat, dianut oleh yang menamakan dirinya Jamaah Ahmadiyah

Ahmadiyah meyakini, “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam”, benar akan datang, tetapi “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” yang akan datang itu bukan nama orang, melainkan “predikat” atau “gelar” yang disandang oleh seseorang. Ahmadiyah juga meyakini, “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” adalah satu orang, menyandang dua gelar.

Gelar Imam Mahdi Pada Jemaat Ahmadiyah

Alasan Ahmadiyah meyakini, “Al-Imam Al-Mahdi” dan “Al-Masih Isa ibnu Maryam” bukan “nama” orang, melainkan “predikat” atau “gelar” yang disandang oleh seseorang, anrara lain :

  1. Nabi Isa ibnu Maryam as, telah wafat , dalam usia 120 tahun , menurut hukum, orang yang sudah wafat, tidak akan pernah, dan haram hidup kembali.
  2. Al-Masih Isa ibnu Maryam yang dijanjikan kedatangannya oleh Rasulullah SAW., berasal dari umat Islam dan akan menjadi Imam umat Islam. Nabi Muhammad SAW., bersabda : “Bagaimanakah keadaanmu bila ibnu Maryam turun di tengah-tengahmu, dan menjadi imam bagimu dari antara kamu?”
  3. Al-Masih Isa ibnu Maryam yang dijanjikan kedatangannya oleh Rasulullah SAW., satu orangnya dengan Al-Imam Al-Mahdi. Nabi Muhammad SAW., bersabda : “Sudah dekat masanya, siapa yang di panjangkan umurnya di antaramu, akan berjumpa dengan Isa ibnu Maryam-Imam Mahdi “Hakaman ‘Adalan” – hakim yang adil”. Dalam Hadits lain Nabi Muhammad SAW., bersabda : “Laa Mahdiya illaa ‘Iisa” – Tidak ada Mahdi kecuali Isa”. Dua sabda Nabi Muhammad SAW., ini memberikan petunjuk, Isa dan Mahdi itu, bukan dua orang yang berbeda, melainkan satu orang yang sama. Isa itu Mahdi, dan Mahdi itu adalah Isa.
  4. Dalam Islam, seseorang menyandang nama Maryam dan Ibnu Maryam, karena memiliki derajat keimanan setara dengan derajat keimanan Maryam, dibenarkan dan sesuai dengan petunjuk Al-Quran.

Dari empat opini yang berkembang dalam wacana publik, Ahmadiyah lebih bisa menerima opini yang ke empat. Dan, Ahmadiyah memahami dan meyakini, Isa ibnu Maryam-Imam Mahdi Yang Dijanjikan Kedatangannya oleh Rasulullah SAW., itu, telah datang, di akhir abad XIX, bertepatan dengan awal abad XIV H, lalu.

Ahmadiyah memahami dan meyakini, orang yang menyandang predikat atau gelar Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud itu, adalah Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Ahmadiyah, yang lahir di Qadian, India, pada tahun 1835 M (bertepatan dengan tahun 1306 H), dan wafat di Lahore serta di kebumikan di Qadian tahun 1908 M (bertepatan dengan tahun 1379 H).

Ahmadiyah memahami dan meyakini, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, sebagai Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud, pertama berawal dari pendakwaan atau pengakuan beliau : “Maka, aku-lah sesungguhnya Masih yang dijanjikan itu”, yang diumumkannya pada 1891M.

Selanjutnya, Ahmadiyah mengkaji Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW., (Hadits), apakah pendakwaan atau pengakuan Pendiri Jamaah Ahmadiyah itu memenuhi kriteria nubuwwat Nabi Muhammad SAW., sebagai Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud, ataukah tidak.

Hasil pengkajian yang mendalam, ternyata menunjukan, ia memenuhi kriteria nubuwwat Nabi Muhammad SAW., sebagai Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud itu.

Dengan latar pengkajian inilah, maka Jamaah Ahmadiyah memahami dan meyakini Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, adalah benar sebagai Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud (Al-Masih dan Al-Mahdi Yang Dijanjikan Kedatangannya oleh Rasulullah SAW).

Tugas Masih Dan Mahdi Mau’ud Yang Telah Dilaksanakan Oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad

Di dalam Hadits terdapat banyak riwayat, yang mengemukakan ciri-ciri atau kriteria tugas bagi seorang Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud, diantaranya :

  • Mematahkan Salib :

“Rasulullah SAW, bersabda : “Demi Allah yang diri saya berada di tangan-Nya, sungguh Isa bin Maryam benar-benar akan turun diantara kamu sebagai hakim yang adil, kemudian akan mematah salib, membunuh babi, menghabisi peperangan, dan melimpahlah harta benda,……” (Bukhari-Muslim).

Hadits ini telah digenapi oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Ahmadiyah. Beliau bukan saja telah mematahkan salib, tapi juga telah memangkas akar kepercayaan agama salib (Kristen), dengan mengemukakan bukti-bukti akurat, bahwa Nabi Isa as., benar di salib, tetapi, tidak mati di atas salib. Beliau hanya pingsan saja, keadaannya yang di tampakan seperti telah mati di atas salib. Setelah siuman, kondisinya pulih, beliau kemudian menyempurnakan missi risalah-nya, berdakwah kepada suku-suku Israil, dan akhirnya wafat dalam usia 120 tahun, dan berkubur di Srinagar, Kasymir, India.

Mematahkan salib, dalam pemahaman dan keyakinan Jamaah Ahmadiyah, bukan berarti mematahkan secara fisik setiap palang salib, atau membakar gereja-gereja. Dalam persepetif Jamaah Ahmadiyah, mematahkan salib berarti, mematahkan doktrin atau dogma agama salib, yang meyakini kematian Nabi Isa as., di atas salib sebagai penebus dosa umat manusia. Mematahkan salib, sifatnya metafor, bukan fisik.

  • Membunuh Dajjal :

“Rasulullah SAW, bersabda : “Tidak ada orang yang kuasa membunuh Dajjal kecuali Isa bin Maryam”. (At-Thayalisi dan Sunan-nya :327)

Tugas membunuh Dajjal, telah dan sedang di lakukan oleh Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad di seluruh penjuru dunia, melalui pengambilan sumpah setia (bai’at), bahwa ia tidak akan mempersekutukan Allah, tidak akan bohong, zina, pandangan birahi terhadap bukan muhrim, aniaya, fasik, huru-hara, berontak dan tidak akan dikalahkan oleh hawa nafsunya. Akan senantiasa mendirikan shalat lima waktu, ditambah shalat tahajud. Akan mendahulukan agama dari pada kepentingan dunia.

Dajjal bukan nama orang atau nama wujud. Dajjal adalah nama sifat, yang dapat di sandang oleh seseorang atau suatu kaum, dan dapat di sandang oleh siapa saja – orang Yahudi, Kristen, Hindu, Budha, bahkan oleh orang Islam sendiri. Dajjal juga adalah sikap hidup yang lebih mengutamakan urusan dunia dan melupakan akhirat. Itu sebabnya, Dajjal, di dalam Hadits oleh Rasulullah SAW., disebut pece bermata satu, dan di keningnya terdapat tulisan k-f-r (kafir). Itulah sebabnya membunuh Dajjal dilakukan dengan cara mengambil sumpah setia (bai’at), karena membunuh Dajjal bukan membunuh fisik/wujud seseorang atau suatu kaum, tapi membunuh sifat seseorang atau suatu kaum yang memiliki sifat-sifat Dajjal.

  • Membunuh Dajjal di Bab Lud

“Rasulullah SAW, bersabda : “Ibnu Maryam akan membunuh Dajjal di Bab Ludd”. (Tirmidzi/Musnad Ahmad)

Sejarah mencatat, pertama kali, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Ahmadiyah mengambil sumpah setia (bai’at), dari orang-orang yang mau menjalankan pola kehidupan Islami dan menghidupkan agama, menegakkan agama dan memenangkan agama (Islam) di atas semua agama (Yuhyiddiina wa yuqimusyari’ah, liyudhhirahu ‘alad-diini kullihi), dilakukan pada 23 Maret 1889 di Ludhuiana, India.

Bab, berarti : pintu, membuka untuk pertama kalinya. Ludd, nama tempat, kependekan dari Ludhiana. Di Bab Ludd inilah memang untuk pertama kalinya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Ahmadiyah, membunuh Dajjal (baca: pola sikap hidup yang lebih mengutakaan dunia dari akhirat), melalui pengambilan sumpah setia (bai’at), dari 40 orang yang berniat mati dari urusan dunia, dan hidup untuk Allah dan Rasul-Nya, untuk urusan agama dan akhirat.

  • Turun Di Sebelah Timur Damaskus :

“Rasulullah SAW, bersabda : “Isa bin Maryam akan turun di Menara putih di sebelah timur Damaskus”. (Riwayat Tabrani dalam Ad-Durul Mantsur 2/245)

Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, Pendiri Jamaah Ahmadiyah, lahir dan memproklamirkan diri sebagai Al-Masih al-Mau’ud dan al-Mahdi Mau’ud, di Qadian, India, yang lokasinya berada di wilayah pegunungan Himalaya. Menara Putih, adalah puncak Himalaya yang senantiasa diselimuti oleh Salju. Di sebelah timur Damaskus, secara Geografis, Qadian dan India secara keseluruhan, berada persis di sebelah timur Damaskus.

  • Namanya : Ahmad

“Rasulullah SAW, bersabda : Ada dua kelompok di antara umatku yang dijaga Allah dari api neraka, kelompok yang menyerang (menyiarkan Islam) ke India, dan kelompok yang bersama Isa bin Maryam alaihis-salam, (pada akhir zaman)”. (Sunan An-Nasai 4/42, Musnad Ahmad 5/278)

“Dari Anas ra, berkata, berkata Rasulullah SAW, : Akan keluar para pejuang Islam dari tatar Hindustan, dan ia bersama Imam Mahdi, namanya Ahmad”. (Bukhari, di dalam Tarikhnya)

Tidak sulit untuk menangkap makna Hadits ini, apalagi sudah ada fakta. Pendiri Jamaah Ahmadiyah, sosok yang memproklamirkan diri sebagai Mujaddid abad XIV H (pada 1889M), Al-Masih al-Mau’ud dan Al-Mahdi al-Mau’ud (pada 1891), bernama Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad.

Hadhrat biasa di berikan orang kepada wujud-wujud suci, atau pada ‘alim rabbani; Mirza adalah gelar yang biasa di berikan kepada kaum ningrat keturunan raja-raja Islam dinasti Moghul berasal dari Persia, Ghulam merupakan nama famili, dan Ahmad adalah nama diri. Jadi, nama asli beliau hanyalah Ahmad.

Beliau kini tengah memimpin Islam dan umat Islam menuju kemenangannya kedua kali dan untuk selama-lamanya. Beliau kini telah mengembangkan sayap dakwah Islam di 194 negara di seluruh dunia, dengan jumlah pengikut lebih dari 200 juta jiwa di seluruh dunia.

Dakwah beliau tak pernah berhenti dalam putaran waktu 24 jam di seluruh dunia. Via Satelite bisa diakses melalui saluran Muslim Televison Ahmadiyah Internasional (MTA), mengudara 24 jam non-stop tanpa iklan, dan menjangkau seluruh bulatan bola bumi. Melalui internet, bisa juga diakses melalui : www. muslim.tv, dan alislam.org. Insya Allah, kemenangan Islam kedua kalinya dan untuk selama-lamanya di akhir zaman, akan dapat diwujudkan di tangan beliau.

“Dengarlah, wahai umat manusia, dan saksikanlah, bahwasanya Allah yang menjadikan langit dan bumi ini, telah memberi kabar ghaib kepadaku, Dia akan menyebarkan Jemaat ini diseluruh dunia, dan Dia akan memberi kemenangan kepada Jemaat ini diatas golongan lain, semuanya dengan jalan keterangan dan hujjah …. Aku datang hanya untuk menanam benih ini, dan aku telah menanamnya. Sekarang benih ini akan senantiasa tumbuh terus dan niscayalah akan berbuah pula, lagi tak ada siapa pun yang dapat menghalangi kemajuannya”.

[Mln HM Syaiful Uyun]

No Responses

Tinggalkan Balasan