Bab Dzikir Ilahi

Bab Dzikir Ilahi

Masroor Library – Kita hari ini membahas Zikir Ilahi. Hadhrat Rasulullah SAW. menasehatkan, bahwa ingat atau dzikir yang terbaik adalah hendaknya manusia mengucapkan tiada sembahan selain Allah; dengan mengucapkan Laa ilaaHa illaLLAAH. Dan doa yang terbaik, ialah Alhamdulillah.

Dari Hadhrat Abu Hurairah RA meriwayatkan, bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, seorang yang setelah selesai shalat, 33 kali membaca SubhaanaLLAAH, 33 kali membaca Alhamdulillah, dan 33 kali membaca Allaahu Akbar. Lalu untuk menggenapkan 100, ia membaca Laa ilaaHa illaLLAAHu wahdaHu laa SyariikalaHU lahul-Mulku wa laHul-Hamdu wa Huwa ‘alaa kulli Syai-in Qadiir.

Jika dia menyempuranakan sampai seratus yang demikian itu, maka dosa-dosanya diampuni. Walaupun sebanyak buaih di atas lautan. Artinya adalah walaupun sebagaimana banyaknya. Memang di sini secara zhahiriyah disebutkan dzikir Ilahi tapi sebenarnya bukan hanya dzikir Ilahi saja. Tapi bahwa jika ada orang yang melakukannya setiap selesai shalat, maka kesalahan dan dosanya diampuni. Jadi orang yang berpandangan bahwa tanpa shalat membaca dzikir ilahi,ini tidak benar. Yaitu bahwa sabda Hadhrat Rasulullah SAW sangat jelas. Yaitu bahwa membaca ini setelah shalat. Jadi orang hendaknya shalat dengan sebaik-baiknya lalu dzikir Ilahi. Itulah yang dimaksudkan.

Hadhrat Abu Musa Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda bahwa perbedaan antara orang yang berdzikir Ilahi dengan orang yang tidak berdzikir Ilahi, ialah sama seperti perbedaan antara orang yang hidup dengan yang mati. Yaitu orang yang berdzikir Ilahi sama dengan orang yang hidup; orang yang tidak berdzikir Ilahi sama dengan orang yang mati. Dan doa-doa yang biasa dipanjatkan oleh Hadhrat Rasulullah SAW adalah sebagai berikut; yaitu beliau SAW waktu tidur berdoa dan waktu bangunpun berdoa.

Ada lagi riwayat dari Hadhrat Abu Musa Al-Asy’ari RA bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, “Apakah kamu mau aku beritahukan kepadamu salah satu dari khazanah-khazanah surga? Hadhrat Abu Musa mengatakan, “Mau ya Rasul, beritahukanlah.” Maka Rasulullah SAW bersabda, “Laa Haulaa wa laa quwwata illa biLLAAH.” Yaitu bahwa jika terus banyak membaca dzikir ini, maka ini merupakan salah satu khazanah surgawi yang menjadi pembuka pintu surga.

Ada lagi sebuah hadits yang pernah saya sampaikan bahwa ini adalah bagian akhir dari Hadits Bukhari. Dari Hadhrat Abu Hurairah RA bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, bahwa ada dua kalimat yang sangat ringan di lidah, tetapi dari sisi timbangannya sangat berat dan sangat disenangi oleh Allah yang Maha Rahman. Kalimat itu ialah SubhaanaLLAAHi wa bihamdiHi SubhaanaLLAAHil-‘Adziim.

Hadhrat Anas RA meriwayatkan bahwa saya mendengar Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, “Seorang yang bertaubat dari dosanya maka misalnya adalah seperti orang yang tidak pernah melakukan dosa.” Yaitu yang dimaksud di sini adalah taubat yang hakiki.

Lalu mengenai pentingnya taubat dijelaskan.

Bahwa Hadhrat Anas RA meriwayatkan bahwa Hadrat Rasulullah SAW bersabda bahwa, “Jika ada seorang yang bertaubat kepada Allah Ta’aala, yaitu bahwa Allah Ta’aala demikian senangnya terhadap pertaubatannya itu, yaitu sama seperti orang yang di hutan yang menemukan kembali untanya yang hilang.”

Ada lagi sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Hadhrat Abu Hurairah RA yaitu yang mengisyaratkan kepada salah satu sunnah Hadhrat Rasulullah SAW yaitu bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, “Saya sepanjang hari minimal 70 kali beristighfar dan bertaubat.”

Ada lagi sebuah hadits yang pernah saya sebutkan bahwa Hadhrat Abu Hurairah RA bersabda bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, ini adalah hadits qudsi. Hadits Qudsi adalah hadits yaitu Hadhrat Rasulullah SAW menjelaskan sesuatu yang beliau nisbahkan kepada Allah Ta’aala. Yaitu Allah Ta’aala yang berfirman. Sebagaimana hadits ini, “Aku akan memperlakukan seorang hamba sebagaimana dia menganggap-Ku. Kalau kita beranggap kalau Dia dekat dengan kita, maka Dia dekat dengan kita. Kalau kita menganggap bahwa Dia pasti akan mengabulkan doa, maka akan mengabulkan doa. Kalau kita beranggapan bahwa Allah Ta’aala Rahman Rahim, maka Dia akan membukakan pintu Rahmat kepada kita. Kalau kita beranggapan bahwa kemarahan Allah Ta’aala mengungguli Rahmat-Nya, maka pasti Dia akan memperlakukan demikian. Begitu juga kalau kita beranggapan bahwa Allah Ta’aala akan menjauh dari kita, maka akan menjauh dari kita. Begitu juga kalau kita berpemahaman bahwa Dia pasti akan melakukan kekerasan maka Dia akan melakukan itu. Oleh karena itu berkenaan dengan Allah Ta’aala, hendaklah berpikiran atau beranggapan baik terhadap-Nya untuk mendapatkan keridhaan-Nya.Demikian juga harus meyakini bahwa hubungan-Nya yang terbaik adalah dengan masing-masing.”

Banyak juga hal seperti ini yang telah saya jelaskan seperti sabda Hadhrat Umar RA

Hadhrat Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, “Bahwa Allah Ta’aala sangat dekat kepada hamba-Nya ketika hamba-Nya tengah bersujud. Maka banyaklah berdoa di dalam sujud.”

Hadhrat Abi Darda RA meriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW menyebutkan sebuah doa dari Hadhrat Daud AS dan doa ini sangat saya senangi. Yaitu doa yang sangat sempurna. Hadhrat Rasulullah SAW bersabda bahwa Hadhrat Daud AS berdoa demikian, “AllaaHumma inni as-aluka hubba-Ka may-yuHibbuKa wa ‘amalal-ladzi yuballighunii HubbaKa waj-‘al-hubbaKa ilayya min Nafsii wa min ahli wa minal-maa-il-Baarid.Yaa Allah aku mencari kecintaan-Mu dan juga aku mencari kecintaan orang yang mencintai-Mu dan juga aku memohon kecintaan amalan yang dengan itu aku mendapatkan kecintaan-Mu, yaitu ya Allah, cintailah aku melebihi semua kecintaan terhadap apapun. Lebih dari kecintaan kepada diriku dan keluargaku, dan lebih daripada kecintaan kepada air yang dingin.

Intermezzo – tentu tuan2 merasa aneh, karena kebiasaan di sini minum cae dingin dan air panas. Di sana kan air dingin yang disenangi, cae panas.

Tapi berkenaan dengan sabda ini kita dapat membayangkan demikian, mengenai musim di Arab. Musim yang sangat panas, dan kita sangat haus, lalu kemudian datang air dingin kepada kita – bagaimana senangnya kita kepada air dingin. Dalam keadaan yang seperti itu, orang pasti menganggap dia mendapatkan kehidupan. Tanpa itu dia merasa akan mati. Oleh karena itu maksudnya doa ini adalah berdoalah kita bahwa kita mendapatkan kecintaan Allah Ta’aala melebihi kehidupan kita. Yaitu bahwa janganlah ada kecintaan yang melebihi daripada kehidupan kita; kecintaan kepada Allah.

Beliau SAW berdoa ketika akan tidur dan berdoa ketika bangun tidur. Dan tentu tuan-tuan telah menghafalnya. AllaaHumma bismi-Ka amuutu wa ahyaa. Waktu hendak tidur beliau membaca doa ini. Dan ketika bangun tidur beliau berdoa AlhamduliLLAAHil-ladzii Ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaiHin-Nusyuur. Ini adalah doa-doa yang singkat, dan jadikanlah bagian dari kehidupan kita. Doa akan memberikan faedah pada tempatnya, dan mengamalkan sunnah juga merupakan bagian lain untuk meraih pahala. Jadi doa-doa ini singkat, gunakanlah sendiri dan ajarkanlah kepada keluarga dan kepada Jemaat dimana Anda bertugas.

Ada juga Hadits yang menjelaskan sunnah Rasulullah SAW bahwa ketika beliau keluar dari rumah, yaitu kebiasaan beliau, beliau melihat ke arah langit, dan kemudian berdoa, Ya Allah aku memohon perlindungan-Mu, yaitu memohon perlindungan daripada tersesat dan dijadikan sesat atau disesatkan atau saya menjadi terhina atau dihinakan, atau aku melakukan keaniyayaan atau aku dianiaya, atau aku melakukan sesuatu yang jahil dan aku diperlakukan jahil, atau aku melakukan suatu kebodohan dan orang membodohi aku, aku memohon perlindungan dari Allah Ta’aala dari semua itu.

Lalu doa ketika melihat bulan dan juga doa berkenaan dengan orang-orang yang memusuhi, beliau SAW selalu berdoa, AllaHumma inna najaluka fii nuhuuriHim wa na’uudzubiKa min-SyuruuriHim. Yaitu doa terhadap orang-orang yang memusuhi, yaa Allah tumbuhkanlah ketakutan di kalangan mereka, dan peliharalah kami dari kejahatan mereka. Ketika beliau SAW membesuk orang sakit, Wahai Rabbnya manusia, jauhkanlah kesulitan ini atau gangguan ini dan berikanlah kesembuhan kepada orang yang sakit ini, karena engkaulah pemberi kesembuhan, sebab tidak ada kesembuhan selain kesembuhan darimu, nerikanlah kesembuhan dan berikanlah kesembuhan yang sedemikian rupa yang setelah itu tidak ada lagi sisa penyakit.

Kemudian mengenai tilawat Alquran mengenai kepentingan ini Hadhrat Utsman bin Affan RA meriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, “Yang terbaik di antara kalian ialah yaitu yang belajar Alquran dan yang mengajarkannya.”

Lagi dua hadits,

Orang yang tidak membaca Alquran dengan cara yang baik dan suara nyaring, maka orang itu bukan dari golongan kami.”

Dan berkenaan dengan menghafal Alquran beliau bersabda, “Orang yang dalam hatinya tidak ada bagian apapun dari Alquran Karim, maka ia semacam rumah yang ambruk. Oleh karena itu kita harus berupaya menghafal Alquran walaupun hanya sedikit.”

Hadhrat Muawiyah RA meriwayatkan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, Ketika Allah Ta’aala beriradah untuk kebaikan seseorang, maka Dia mengajarkan kepadanya masalah Fiqah. Yaitu mengajarkan cara memahami agama. Jadi fiqih itu artinya memahami agama.
Ada lagi sebuah hadits,

Hadhrat Muaz RA menjelaskan bahwa Hadhrat Rasulullah SAW bersabda, Akhir dari ucapan seseorang yaitu ketika ia meninggal yaitu laa ilaaHa illaLLAAH maka orang itu masuk sorga.

Makalah Tn Laeeq Ahmad yang disampaikan pada
RCM Hari ke 8 tahun 2017

No Responses

Tinggalkan Balasan