Masroor Library – RUMAH MISSI JAI Manokwari Selatan (408) yang berlokasi di Kampung Wedoni, Desa Persiapan Anyawi, Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan, Provinsi Papua Barat itu terletak hanya 257 langkah saja dari jalan Raya Maruni-Oransbari. Bila dikonversi ke dalam meter, maka berjarak 128,5 meter saja.
Rumah itu terbuat dari kayu papan. Hanya bagian lantai dan dinding kamar mandi yang terbuat dari bata merah dan semen setinggi satu meteran. Atapnya terbuat dari seng berglazur. Pintu dan jendela juga terbuat dari papan. Belum terdapat plafon di rumah ini. Mereka yang ada di dalam rumah, langsung bisa melihat atap dari bagian sebelah bawah.
Di sebelah depan Rumah Missi, dibatasi jalan masuk tadi, terdapat kapling dengan rumah panggung papan milik Amir Daerah Papua Barat yang sementara ditempati oleh Ketua JAI Manokwari Selatan bila sedang berada di Wedoni untuk menggarap lahan perkebunan.
Di sebelah kanan terdapat Namaaz Centre yang sebenarnya diperuntukkan untuk Tablig Centre. Persis bersebelahan dengan Tablig Centre adalah tempat tinggal Abah Oji dan istri yang biasa dipanggil “Umi”. Di depan Tablig Centre itu terlihat pondasi batu untuk pembangunan masjid JAI Manokwari Selatan. Menurut info, sebenarnya itu adalah kapling Abah Oji yang di-“hibah”-kan untuk masjid.
Agak jauh ke sebelah kanan lagi tampak rumah papan yang ditempati oleh Pak Keken Sunarya sekeluarga. Paling ujung adalah rumah papan yang ditempati Pak Maryono sekeluarga. Semua ukuran kapling tanah di Wedoni luasnya sama: 25 x 50 meter alias 1.250 meter persegi.
Untuk beberapa keluarga, tanah kapling inilah yang digarap sehingga menghasilkan buah dan sayuran. Misalnya, Abah Oji yang menanami tanah kaplingnya dengan terong, sawi, tomat, cabe dan sayuran lainnya. Sedangkan beberapa anggota lainnya menggarap lahan yang telah dibuka di dekat hutan adat. Untuk diketahui, setiap pembelian satu hektar lahan hutan, relatif mendapat kapling untuk rumah seluas 1.250 meter persegi tadi.
Kamis (27/10) malam itu, semua Pengurus JAI Manokwari Selatan berkumpul di Rumah Missi. Saat itu, ada beberapa agenda mendesak yang perlu dibahas bersama setelah hampir sebulan Mubalig Daerah tak berkunjung ke Wedoni karena dua kali terkena malaria tersiana (Plasmodium vivax).
Menurut penuturan Abah Oji dan Pak Maryono, mereka sudah beberapa kali berpindah tempat di Papua Barat. Selama satu tahun setengah, mereka pernah tinggal di SP 7 Distrik Masni. Saat itu Mubalig yang bertugas adalah Mln. Ahmad Suparja Hidayat dan Mln. Tatep Wahyu Rohimulloh. Dalam catatan, April 2012, pembayaran pengorbanan mereka mulai tercatat di JAI Manokwari.
“Di SP, ada tokoh disana yang membela Jemaat. Namanya Pak Salmon Ayal. Dia kumpulkan anak buahnya yang mirip preman –bertelanjang dada– dan disuruh mendatangi provokator yang ingin mengusir anggota Jemaat disana. Menurut cerita anak buah Pak Salmon, provokator itu minta ampun,” kata Pak Maryono mengenang peristiwa tujuh-delapan tahunan lalu itu.
Karena ada resistensi dan pengusiran, akhirnya mereka kemudian pindah ke Kaimana. Disana, mereka menggarap lahan milik paman Mln. Hamid Sirfefa. “Lokasinya agak jauh dari rumah yang sekarang ditempati Pak Hamid Sirfefa,” kata Pak Maryono saat menceritakan pengalaman tinggal disana. “Kami di Kaimana juga hanya satu tahun setengah saja. Setelah itu kami pindah ke Wandoki di Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan.”
Mubalig Daerah Papua Barat beberapa kali lewat jalan Maruni-Oransbari dan dapat melihat rumah papan tempat mereka dulu tinggal. Bahkan, sekali waktu dengan sengaja menyempatkan diri singgah untuk mendokumentasikan rumah yang telah ditinggalkan sekitar empat tahun lalu itu.
“Rumah saya yang paling parah mengalami kerusakan,” kata Pak Keken Sunarya terlihat sedih. “Saat ini rumah-rumah itu menjadi tempat berteduh penggarap kebon pisang di seberang jalan. Biasanya mereka menyimpan buah pisang yang baru dipanen disana.”
Sekitar empat tahun lalu, mereka pindah lagi ke Wedoani sekarang. “Meskipun kepala desa Wandoki sangat kehilangan. Karena awalnya disana akan dimekarkan menjadi kampung tersendiri,” kata Pak Keken yang saat ini menggarap lahannya di Wedoni dengan menanami dengan pepaya California (Carica papaya) dan tanaman lainnya.
Ketika Mln. Iman Mubarak Ahmad dikirim ke Papua Barat dan beberapa waktu kemudian ditugaskan sebagai Pelaksana Tugas (Plt.) Mubalig Daerah Papua Barat dan kemudian berdomisili di Wedoni, maka dilaksanakan rapat untuk pembentukan JAI Manokwari Selatan.
Selang seminggu kemudian, SK Pembentukan Jemaat Lokal Manokwari Selatan pun turun. Per 29 Nopember 2019, JAI Manokwari Selatan resmi berdiri dengan nomor urut 408. Sebagai Ketua perdana adalah Bpk. La Waku, yang sebelumnya Ketua JAI Manokwari (336) namun kemudian pindah keanggotaan karena sering berada di Wedoni untuk menggarap lahan.
Pemukiman Jemaat di Kampung Wedoni, Desa Persiapan Anyawi, Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan mulai dibentuk saat pelepasan lahan dari Ketua Adat. Semua anggota di Wedoni telah memiliki lahan, minimalnya satu hektar plus kapling rumah seluas 1.250 meter persegi. Jemaat sendiri memiliki lahan seluas dua hektar, meskipun batas-batasnya (juga batas lahan anggota) belum dibuat hingga sekarang.
Ketika agitasi terhadap Jemaat menguat di Papua Barat, Wedoni juga terkena imbasnya. Pembubaran Jalsah Salanah Papua Barat (2017) juga membawa dampak –langsung atau tidak langsung– terhadap pembangunan masjid Jemaat di Wedoni. Guna mendinginkan suasana, pembangunan masjid itu sengaja dihentikan sementara.
Kini, beberapa program mulai kembali disusun untuk pengembangan kesejahteraan jasmani dan rohani anggota di Wedoni. Melihat luasnya lahan milik Jemaat dan juga anggota, ini akan menjadi prospek pengembangan pertanian dan perkebunan ke depannya. Oleh sebab itu, tanaman primadona akan dibudidayakan disana. Sehingga bila mencari komoditi tersebut, hanya ada di Wedoni. Dan, Wedoni adalah Markaz Jemaat Ahmadiyah di Kab. Manokwari Selatan. []
Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
Kunjungan Pendeta Ony ke Pusat Jemaat Ahmadiyah Indonesia
No Responses