Mubda Papua Barat Kunjungi Calon Ibukota Papua Barat Tengah

Mubda Papua Barat Kunjungi Calon Ibukota Papua Barat Tengah

“Posisi Kaimana sangat strategis sebagai Calon Ibukota Provinsi Papua Barat Tengah (Momberay Raya) sebab terletak di tengah-tengah antara empat kabupaten yang akan bergabung membentuk Provinsi baru tersebut. Oleh sebab itu, Jemaat pun harus dikuatkan dan sarana-prasarana dilengkapi lagi.”

Masroor Library – Kaimana, Papua Barat [20/2]. Roda pesawat WingsAir dengan nomor penerbangan IW-1615 yang dipiloti oleh Kapten Hafiz Hadi Waluyo itu menjejak dengan mulus di Bandara Utarom, Kaimana pada Sabtu (18/2) pagi tepat pkl. 11:10 WIT. Penerbangan dengan pesawat propeller (baling-baling) itu memakan waktu satu jam lamanya dari Kota Manokwari, Papua Barat.

Sepanjang penerbangan melintasi kawasan Pegunungan Arfak dan Teluk MacGluer serta Teluk Arguni itu, kabut tebal menutupi pemandangan. Angin kencang juga sesekali menghantam pesawat yang satu maskapai dengan Lion Air dan Batik Air tersebut. Mubalig Daerah Papua Barat yang mendapat seat 17F, menikmati pemandangan itu dari jendela pesawat.

Dari Bandara Utarom, perjalanan dilanjutkan ke Kota Lama Kaimana dimana terletak Pelabuhan Kaimana menggunakan jasa ojek. Sama seperti di Bandara, di sekitar Pelabuhan juga terdapat tulisan yang menyebutkan nama populer Kota Kaimana sebagai Kota Senja. Hanya saja, di Bandara lebih panjang lagi karena lengkap disebutkan sebagai Kota Senja Indah Kaimana.

Kota Kaimana terletak memanjang mengikuti garis pantai. Rumah-rumah berjejer di pinggir jalan utama sekitar 10 baris atau lebih rumah ke dalam. Di beberapa tempat, masih ada lahan kosong. Sementara di lokasi lainnya sudah padat pemukiman. Terutama di Kota Lama yang terletak di Krooy, perumahan sudah padat. Kawasan tebing gunung juga dimanfaatkan sebagai perumahan.

“Nanti saya jemput di Kantor PELNI Kaimana saja,” ujar Maulana Hamid Sirfefa, Mubalig Lokal Halqa Kaimana. Rencananya memang Mubalig Daerah Papua Barat akan mencetak tiket kapal untuk kepulangan ke Manokwari lagi. Sayangnya, karena hari itu tanggal merah, Kantor PELNI yang berada sekitar setengah kilo dari Pelabuhan Kaimana itu sedang tutup. Hanya ada satu ojek yang sedang melihat papan info.

Besoknya, Mubalig Lokal Kaimana mengajak Mubalig Daerah Papua Barat berkeliling rumah-rumah anggota di Kampung Baru, Bantemi, Lapindo Air Merah dan Krooy. Meski diguyur hujan gerimis, perjalanan mengunjungi para anggota lama dan mubayin baru itupun tetap dilanjutkan. Tujuan pertama adalah rumah Ibu Umi Salamah Takerubun di Kampung Baru dekat Bandara Utarom.

Rumah mubayin baru asal Kota Tual (Maluku) yang menikah dengan orang asli Papua bermarga Ruwe itu terletak persis di bibir pantai. Rumah mirip rumah orang Jawa itu hanya dipisahkan jalan raya saja dengan pantai. Karena hari libur, semuanya ada di rumah, termasuk ketiga anaknya yang selama ini ikut mengaji dengan Mln. Hamidin, Mubalig Lokal Halqa Kaimana untuk Teluk Arguni yang kini dirolling sebagai Mubalig Lokal Manokwari.

Kunjungan berikutnya ke rumah keluarga Bpk. Abdullah Watora, masih di Kampung Baru juga. Karena ban motor gembos, maka perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sambil mencari bengkel yang sudah buka. Saat melewati sebuah bengkel yang masih tutup di Kampung Bantemi, motor pun disimpan disana. Kebetulan, di dekat sana ada anggota asal Teluk Arguni. Akhirnya, Ibu Nurjani Watora pun dikunjungi.

Kunjungan berikutnya ke Lapindo Air Merah dimana banyak mubayin baru asal Teluk Arguni yang tinggal saat berada di Kota Kaimana. Ban dalam motor pun akhirnya bisa diganti dengan yang baru agar mempercepat prosesnya. Selama sekitar 20 menit berada di bengkel itu dimanfaatkan dengan berbincang dengan mubayin baru yang berprofesi sebagai ojek dan tinggal di Air Merah.

Kunjungan pun dilanjutkan ke rumah mubayin baru itu di Air Merah. Setelah masuk Gang Lapindo, motor pun diparkir di depan Masjid Al-Ikhlas. Jalan itu buntu dan hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki di atas jembatan papan yang menghubungkan daratan utama dengan delta di tengah rawa. Karena bilah papan itu cukup riskan patah, maka harus hati-hati menginjaknya.

Kota Kaimana akan menjadi calon ibukota sementara Provinsi Papua Barat Tengah (PBT). Inisiator pemekaran yang terdiri dari perwakilan Pemerintah Kab. Teluk Bintuni, Kab. Teluk Wondama, Kab. Kaimana dan Kab. Fak Fak, sudah beberapa kali membahas persiapan itu. Termasuk perubahan nama, yang semula Provinsi Momberay Raya akhirnya berubah sesuai kesepakatan menjadi Provinsi Papua Barat Tengah (PBT).

Bila ini terjadi, maka posisi Mubalig Daerah Papua Barat akan membawahi tiga provinsi: Papua Barat (PB), Papua Barat Daya (PBD) dan Papua Barat Tengah (PBT). Artinya keberadaan Jemaat di tiga provinsi itupun harus segera ditingkatkan, baik dari segi kualitas, kuantitas maupun sarana dan prasarananya. Kunjungan Mubalig Daerah Papua Barat saat ini bertujuan mempersiapkan ke arah sana. []

Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan