Mubaligh Daerah Papua Barat Agendakan Beberapa Kegiatan Pada Kunjungan Keempat di Manokwari Selatan

Mubaligh Daerah Papua Barat Agendakan Beberapa Kegiatan Pada Kunjungan Keempat di Manokwari Selatan
"Terkait semangka, misalnya. Wedoni akan menciptakan jenis semangka dengan pola bentuk buah yang disesuaikan dengan alat cetaknya. Mungkin akan ada semangka berbentuk ayam jago, bintang, dan bentuk-bentuk lainnya."

 

Msroor Library – Mobil angkutan pedesaan dengan pintu di belakang yang dikemudikan oleh Edi Soyer asal Desa Warkapi, Distrik Masabui, Kab. Manokwari Selatan itu bergerak meninggalkan rest area di Arfai, Anday, Manokwari menuju ke Kabupaten Manokwari Selatan, Kamis (10/9) pagi menjelang siang. Ada empat penumpang lain yang asli orang Papua (OAP) di dalamnya. Mereka akan turun di Desa Ningdip dan Warkapi. Hanya Mubalig Daerah Papua Barat (Rakeeman R.A.M. Jumaan – red) sekeluarga yang akan turun di Wedoni.

Setelah satu jam setengah, akhirnya mobil itu berhenti di lorong masuk arah perkampungan Jemaat (Ahmadiyah – red) Lokal Manokwari Selatan di Kampung Wedoni, Desa Persiapan Anyawi, Distrik Tanah Rubuh, Kab. Manokwari (yang sebentar lagi akan masuk wilayah administratif Distrik Oransbari, Kab. Manokwari Selatan). Mubalig Daerah Papua Barat beserta keluarga berjalan kaki menuju rumah missi yang berjarak sekitar 120 meter dari jalan raya.

Kampung Wedoni merupakan pemukiman anggota Jemaat Ahmadiyah Manokwari Selatan. Ada empat kepala keluarga yang tinggal di sini. Tiga kepala keluarga berasal dari Jawa Barat, yaitu suku Sunda. Sedangkan yang satu KK lagi asli Manokwari, suku Buton. Jumlah jiwa seluruhnya ada 14 jiwa. Meskipun yang dua orang lagi ada di tempat lain.

Agenda Kamis sore itu adalah mengecek parabola di Oransbari. Sesuai dengan rencana, untuk pemasangan parabola di Halqa Nuruddin di Amban dan Halqa Nasir di Arfai akan menggunakan receiver yang dipesan dari Oransbari. Sebab, receiver jenis lainnya yang beredar di pasaran saat ini tidak akan bisa menangkap tayangan MTA International.

Kamis malam, agenda berikutnya adalah Rapat Majlis Amilah Jemaat Lokal Manokwari Selatan (408). Ada beberapa program yang akan dilaksanakan dalam bulan September 2020 ini. Di antaranya bidang Administrasi, Keuangan, Ta’lim-Tarbiyat-Ta’limul Qur’an, Pengorbanan dan Rabtah & Tablig.

Jumat (11/9) pagi, persis bakda shalat Shubuh dan ketika Fajar menyingsing, Mubalig Daerah Papua Barat didampingi Ketua JAI Manokwari Selatan bergerak ke arah Ibukota Kabupaten Manokwari Selatan, berboncengan menggunakan sepeda motor. Tujuannya tidak lain adalah Kota Ransiki dan Distrik Momi Waren. Ada dua agenda disana: melihat situs Islam dan memastikan lokasi acara Tarbiyat Gabungan ke depannya.

Dengan beberapa nomor kontak yang dimiliki Mubalig Daerah kemudian singgah ke SMA Negeri Momi Waren. Di sana ada Mas Yahya Arif, guru Bimbingan Konseling asal Kudus, Jawa Tengah yang mengantar ke lokasi situs Islam di Momi Waren. Situs itu berupa mushala bambu yang konon dibangun oleh seorang asli Papua yang telah memeluk Islam, yaitu Muhammad Ishak Guntur alias Tete Cawat Merah.

“Dulu ada tiga orang yang belajar agama Islam di tempat ini. Oleh sebab itu, didirikanlah bangunan sederhana terbuat dari anyaman daun tikar. Dulu lokasinya ada di bawah jalan yang sekarang. Namun sejak 2016, lokasinya ditinggikan. Bahannya juga diganti dari bambu,” kata Abdul Malik Arkan, penjaga mushala yang juga keturunan penyiar Islam itu.

Karena hari Jumat, Mubalig Daerah kemudian segera berpamitan untuk kembali ke Wedoni lagi. Diperlukan waktu sekitar dua jam untuk tiba kembali di komplek pemukiman Jemaat Manokwari Selatan. Artinya, perjalanan pulang-pergi itu menghabiskan waktu empat jam. Shalat Jumat yang biasanya dilaksanakan pukul 12.30 WIT akhirnya mundur 15 menit.

Bakda Ashar, MC Anshar Manokwari Selatan kemudian melakukan pertemuan di tanah yang dikelola oleh anggota. Untuk anggota di Wedoni, rerata memiliki sedikitnya satu kapling tanah seluas satu hektar dan kapling rumah seluas 500 meter persegi. Termasuk Jemaat Manokwari Selatan juga memiliki aset tanah seluas dua hektar yang hingga saat ini ternyata belum dibersihkan atau batas-batasnya belum ditetapkan.

Oleh sebab itu target ke depannya adalah menetapkan batas tanah-tanah aset Jemaat dan anggota serta membersihkannya sehingga bisa dimanfaatkan untuk menunjang ekonomi anggota. Beberapa lahan sebenarnya sudah dimanfaatkan dengan ditanami aneka pepohonan sayuran dan buah-buahan. Di tanah kapling sekitar rumah anggota sudah ditanami aneka sayuran/buah: tomat, cabe, kencur, sirih, jahe merah, jagung, kelor, pepaya, sawi dan buah naga.

Khusus beberapa komoditas yang dipandang prospek mendatangkan keuntungan ekonomis yang stabil, seperti kencur, sirih, jahe merah, buah naga dan semangka akan dicoba untuk menjadikannya sebagai primadona alias tanaman khas yang berlimpah di Wedoni. Sehingga ke depannya Wedoni akan dikenal ke seantero Manokwari atau Manokwari Selatan bahkan Papua Barat sebagai penghasil jenis tanaman tersebut.

Itu merupakan salah satu hasil keputusan Rapat Majlis Amilah JAI Manokwari Selatan yang dalam realisasinya nanti akan meminta bantuan dan kerjasama dengan Sekretaris Ziroat PB.

“Terkait semangka, misalnya. Wedoni akan menciptakan jenis semangka dengan pola bentuk buah yang disesuaikan dengan alat cetaknya. Mungkin akan ada semangka berbentuk ayam jago, bintang, dan bentuk-bentuk lainnya,” kata Mubalig Daerah Papua Barat.

Doa bersama menutup acara di tanah Jemaat tersebut. Ada seberkas harapan yang mencuat dari keberadaan Jemaat di Wedoni ini. Insya Allah, Jemaat akan menjadi suatu kelompok yang memiliki ketangguhan ekonomi dan sarana prasarana di sini bila dikelola dengan baik dan terukur. Dan, waktu itu tidak akan lama lagi. Semoga! []

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan