Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [20/10]. Setelah lima hari sebelumnya Aula “Al-Fatih” MUI Provinsi Papua Barat dipergunakan sebagai lokasi pertemuan dengan Wakil Presiden RI, kini aula itu dipakai kembali sebagai lokasi pertemuan berikutnya. Kali ini, pertemuan membahas Kajian Sejarah Islam Papua Barat dan Manuskrip Kuno yang diselenggarakan oleh Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Provinsi Papua Barat, Rabu (20/10) pagi hingga sore.
Acara dibuka dengan Tilawat Ayat-ayat Suci Al-Qur’an oleh Sdr. Wardi Nabi, pemuda asli Papua (OAP) Muslim asal Kamundan, Kab. Teluk Bintuni. Suaranya terdengar merdu dan fasih melantunkan Ayat-ayat Suci. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya kemudian menggema memenuhi seantero ruangan acara. Sambutan oleh Ketua Panitia yang juga Ketua Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Provinsi Papua Barat, Ust. Dudi Ramadhani, S.Pd.I.
“Hari ini kita akan menyimak paparan mengenai Sejarah Islam dan Manuskrip Kuno Islam di Papua Barat dari Ustad Dr. Muhammad Jumaan,” kata Pengurus MUI Provinsi Papua Barat asal Kota Dodol Garut itu. “Beliau adalah Cendekiawan Muslim yang Pakar Sejarah Islam dan Filologi serta Kodikologi untuk di Maluku, Papua dan Papua Barat. Kita berikan waktu sebanyak dua sesi alias empat jam lamanya.”
Ditemani moderator yang juga anggota Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Provinsi Papua Barat H. Bambang Yudhi Astomo, S.Pd.I., acara Kajian Sesi I mengenai Sejarah Islam di Papua Barat berlangsung dengan lancar selama dua jam lamanya. “Selama saya tinggal di Manokwari ini, baru kali ini saya mengikuti Kajian Sejarah Islam dan Manuskrip Kuno ini. Saya menjadi malu sendiri, sebab Ustad yang orang luar Papua Barat saja menguasai materinya.”
Dibantu sarana infocus, materi Sejarah Islam di Papua Barat ditampilkan secara berurutan. Hadirin yang terdiri dari peserta Sekolah Da’i Forum Komunikasi Da’i Muda Indonesia (FKDMI), Kabid Bimas Islam Kemenag Provinsi Papua Barat, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpussif) Provinsi Papua Barat, Ketua OKP Islam dan undangan lainnya tampak menyimak dengan antusias.
Dalam kesempatan tersebut, Mubalig Daerah berupaya mengenal satu persatu marga hadirin. Ternyata mereka ada yang orang asli Papua (OAP) Muslim, pendatang dari Buton, Bugis, Maluku, Jawa dan suku lainnya. Secara daerah, mereka adalah perwakilan dari beberapa kabupaten/kota: Manokwari, Manokwari Selatan, Kota Sorong, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, Fak Fak, Kaimana dan Raja Ampat. Selama dua minggu mereka berada di Manokwari untuk mengikuti Program Sekolah Da’i.
Setelah shalat Dhuhur dan santap siang, acara Sesi II pun dilanjutkan. Mubalig Daerah Papua Barat tetap menjadi narasumber untuk tema Manuskrip Kuno Islam di Papua Barat itu. Sedangkan untuk moderator dipegang oleh H. Mudatsir Bogra, anggota DPRD Provinsi Papua Barat/Majlis Rakyat Papua Barat yang juga salah satu Pengurus MUI Provinsi Papua Barat asal Kab. Kaimana.
Setelah satu jam memaparkan materi dibantu infocus, moderator pun mempersilakan hadirin untuk menyampaikan pertanyaan. Beberapa orang mengacungkan tangan. Ada sekitar delapan pertanyaan yang disampaikan oleh peserta. Semuanya dijawab dengan santai oleh narasumber. Di antaranya mengenai Manuskrip Samson dan legalitasnya, Islam di Pulau Mansinam dan lain sebagainya.
Tepat pukul 15:00 WIT acara pun diakhiri. Para peserta kemudian berfoto bersama narasumber. Setelah itu Mubalig Daerah Papua Barat diajak oleh Ketua Komisi Penelitian dan Pengkajian MUI Papua Barat ke ruang rapat. Beberapa hal pun dibahas di ruangan itu secara privat. Termasuk rencana untuk pembekalan materi Etnografi dan Antropologi untuk Sekolah Da’i kedepannya. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses