Laksanakan Agenda Rutin Bulanan Menciptakan Pemuda Ahmadi Yang Militan

Laksanakan Agenda Rutin Bulanan Menciptakan Pemuda Ahmadi Yang Militan
"Misalnya, Faizaan. Diarahkan menjadi dokter spesial bedah minor. Bila tidak ada spesialis ini di Manokwari, maka akan sangat dibutuhkan."

Masroor Library – Amban, Manokwari [13/9]. Lima kendaraan roda dua itu konvoi beriringan meninggalkan Rumah Missi Mubaligh Daerah Papua Barat di Arfai, Anday, Manokwari Selatan, Manokwari, Sabtu (12/9) sore itu. Rombongan itu bergerak menuju Amban, Manokwari Barat sekitar 30 menit perjalanan. Dua sepeda motor berasal dari Wedoni, Kab. Manokwari Selatan. Setelah mampir sejenak, mereka melanjutkan perjalanan ke lokasi tujuan.

Sembilan orang tersebut hendak mengikuti acara Malam Pelajar dan Pra Madrasah Gabungan JAI Manokwari dan JAI Manokwari Selatan. Sesuai notulen keputusan Rapat Majlis Amilah JAI Manokwari, bulan September 2020 akan melaksanakan Malam Pelajar dan Pra Madrasah yang kedua. Bila bulan sebelumnya bertempat di Rumah Missi, makan bulan ini dilaksanakan di Amban.

Mubaligh Daerah beserta keluarga menggunakan jasa tiga ojek. Sedangkan empat peserta asal Wedoni menggunakan dua kendaraan roda dua. Dengan berboncengan mereka menelusuri jalanan mulai dari Arfai hingga ke Amban. Menjelang Maghrib, rombongan telah riba di lokasi acara.

Mushala “Ahmad” di Amban merupakan sebuah tempat ibadah bagi anggota Jemaat. Namaaz centre ini berukuran sekitar 30 meter persegi. Mula pertama dibangun pada 25 Agustus 2015 pada masa Mln. Basyiruddin Suhartono yang ditugaskan di Manokwari. Hingga kini sudah 5 tahun.

Setelah shalat Maghrib jamak Isya, pembacaan Program Doa Ruhani untuk Kemenangan Islam, dilanjutkan dengan santap malam. Pembukaan acara pun dimulai sekitar pukul 20.00 WIT. Tilawat ayat suci Alquran dibacakan oleh Sdr. Iqsan Ahmad Karim, sedangkan Nazm/Syair oleh grup Nashirat. Doa Pembuka dipimpin oleh Mubaligh Daerah Papua Barat. Sekr. Ta’lim JAI Manokwari Bpk. La Ode Mutiali kemudian memberikan sambutan. Mewakili Ketua, Sekr. Dhiafat Bpk. Karim Ali Mandati pun menyampaikan sambutan berikutnya.

Acara Malam Pelajar pun diisi dengan wawasan umum terkait rencana dan target ke depannya. Pengembangan sumber daya manusia anggota dari kalangan pemuda menjadi fokus kegiatan ini. Bila ini dikelola dengan baik, dipastikan akan bermunculan spesialis dari Jemaat yang berkiprah di masyarakat.

“Misalnya, Faizaan. Diarahkan menjadi dokter spesial bedah minor. Bila tidak ada spesialis ini di Manokwari, maka akan sangat dibutuhkan,” papar Mubalig Daerah Papua Barat.

Ketika acara Malam Pelajar baru saja bubar, ada seseorang yang ingin menyatakan baiat. Beliau adalah Bpk. Ali Mandati, yang selama ini ikut beribadah dan mengikuti kegiatan Jemaat di Mushala “Ahmad”. Beserta istri yang mualaf dari Katolik, Ibu Rosalia Murni Noron, malam itu sudah bulat menyatakan ingin baiat. Bpk. Ali Mandati sendiri adalah orang tua dari Bpk. Karim, Sekr. Dhiafat.

“Saya ingin mengembangkan Jemaat ini di Wanci, Wakatobi. Saya akan hibahkan tanah disana untuk masjid,” kata Bpk. Ali Mandati sebelum prosesi baiat dilaksanakan. Sesuai prosedur dan standar, prosesi baiat pun digelar. Prosesi ini juga dihadiri oleh peserta Malam Pelajar. Meskipun Syarat-syarat Baiat pernah dibaca sebelumnya, Mubaligh Daerah Papua Barat membacakannya kembali.

Surat Pernyataan Baiat yang telah diisi dan ditandatangani kemudian dibacakan dan diucap ulang oleh kedua mubayin. Doa bersama mengakhiri prosesi tersebut. Suasana haru melingkupi namaaz centre itu. Ada suasana kerohanian yang berbeda dari biasanya. Karena masih masa pandemik COVID-19, berpelukan dengan mubayin (mu’aniqah) pun ditiadakan diganti dengan bersalaman saja.

Shalat Tahajud Berjemaah dilaksanakan tepat pkl. 04:20 WIT. Mubalig Daerah Papua Barat bertindak sebagai Imam. Kumandang adzan Shubuh dengan muadzin Sdr. Iqsan Ahmad Karim kemudian menggema di sekitar lokasi acara. Peserta acara kemudian melaksanakan Shalat Shubuh berjemaah. Mubalig Daerah Papua Barat lalu menyampaikan daras Al-Qur’an yang diambil dari buku “365 Hari” dalam bahasa aslinya, Urdu. Paparannya mengenai 4 Sifat Allah Ta’ala dalam Surah Al-Faatihah. Setelah itu, peserta mengkaji Surah Al-Baqarah ayat 1-17 dari segi bacaan, hafalan dan terjemahan.

Olahraga Pagi dan Jalan Santai (Paidal Safar) pun kemudian dilaksanakan. Tujuannya adalah untuk mengenal lingkungan sekitar. Dari lokasi acara rombongan –dengan formasi jalan sobat– bergerak ke arah bawah menuju Gereja Rumah Doa Segala Bangsa lalu naik kembali ke arah atas dan masuk ke suatu komplek perumahan yang baru selesai dibangun. Ternyata, jalan itu tembus ke Kantor Kelurahan Amban. Peserta kemudian foto bersama di depannya.

Di depan Mushala, peserta kemudian melakukan olahraga alias senam. Usai berganti pakaian, peserta kemudian melakukan sarapan pagi. Menu bubur kacang ijo dan ketan hitam menjadi salah satu pilihan. Ada pula nasi dengan lauk bagi yang ingin langsung santap berat. Teh manis hangat menjadikan tubuh dan pikiran segar kembali.

Untuk acara Pra Madrasah kali ini, peserta dibagi menjadi tiga kelas. Untuk Kelas A terdiri dari usia SD. Berikutnya Kelas B terdiri dari usia SMP. Sedangkan untuk Kelas C, mereka adalah para siswa SMA atau mahasiswa. Mubalig Daerah Papua Barat mengajar di Kelas C, Ibu Yulia Siddiqa Qomar si Kelas B dan Ibu Waleto di Kelas A. Materinya berasal dari Modul KPA yang terdiri dari tema Alquran, Shalat, Akhlak, Pengorbanan dan Keilmuan.

Tepat pukul 12:00 WIT, acara Pra Madrasah pun diakhiri. Karena santap siang sudah siap, peserta kemudian makan siang terlebih dahulu. Setelah shalat Dhuhur jamak Ashar, seluruh peserta kemudian kembali ke tempat masing-masing. Peserta dari Wedoni, Kab. Manokwari Selatan yang pertama kembali. Dengan berboncengan sepeda motor, keempatnya meninggalkan lokasi acara.

Keluarga Mubaligh Daerah Papua Barat kemudian diantarkan dengan mobil kembali pulang ke Arfai. Namun, mobil itu mampir sejenak ke rumah keluarga Weidema. Ternyata Bpk. Karim Ali Mandati dan istri telah mengenal keluarga Weidema itu sejak lama. Mubalig Daerah Papua Barat memang telah menelusuri jejak keluarga asal Biak tersebut. Ini adalah lokasi pertama peternakan ayam di Manokwari yang dikelola oleh keluarga Weidema hingga tahun 1952. []

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubaligh Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan