“Pantas tadi pagi saya lihat kupu-kupu di teras depan rumah. Sebagai orang Jawa, kadang kita percaya bila ada kupu-kupu datang ke rumah, maka pastilah akan ada tamu yang datang. Saya berfikir, siapa tamu yang akan datang. Kalau sebelumnya kabari dulu, kami akan siapkan masakan khusus.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [29/4]. Kuda besi yang dikemudikan Mubalig Daerah Papua Barat dan membonceng istri itu melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan Distrik Sidey kembali ke Kota Manokwari lagi, Sabtu (29/4) sore itu. Hujan lebat yang mengguyur kawasan Kampung Merejeyeg Waramui hingga SP 2 Distrik Prafi tak dihiraukan lagi. Seperti saat berangkat, hujan lebat di kawasan itu memang seolah sudah menjadi tradisi. Bila lewat sana bakda Dhuhur, pasti diguyur “hujan gunung”.
Kunjungan itu bertujuan untuk memperkenalkan istri Mubalig Daerah Papua Barat kepada keluarga ghair Ahmadi asal Indramayu yang sejak tahun 1994 ikut transmigrasi ke Kampung Sidey Makmur, Distrik Sidey, Kab. Manokwari. Ada tiga kampung yang diawali dengan nama Sidey, yaitu Kampung Sidey Jaya (SP 9), Kampung Sidey Baru (SP 10) dan Kampung Sidey Makmur (SP 11). Ketiga lokasi kampung itu relatif berjauhan meski terletak dalam satu kawasan.
Sejak satu tahun lalu, Mubalig Daerah Papua Barat telah menemukan beberapa keluarga transmigran yang berasal dari Indramayu, asal kelahiran. Mereka tersebar di beberapa kampung di Distrik Sidey. Ada juga yang sudah pindah ke kampung lainnya atau distrik lainnya. Misalnya ke Kampung Warnyeti di Distrik Masabui. Beberapa di antaranya pernah berkunjung ke Rumah Dinas Mubalig Daerah Papua Barat.
“Pantas tadi pagi saya lihat kupu-kupu di teras depan rumah. Sebagai orang Jawa, kadang kita percaya bila ada kupu-kupu datang ke rumah, maka pastilah akan ada tamu yang datang. Saya berfikir, siapa tamu yang akan datang. Kalau sebelumnya kabari dulu, kami akan siapkan masakan khusus.” ujar istri salah satu keluarga asal Indramayu itu sesaat Mubalig Daerah Papua Barat dan istri tiba di rumahnya di Kampung Sidey Makmur.
Mubalig Daerah Papua Barat sudah beberapa kali mengunjungi rumah keluarga ini. Dan, kunjungan kali ini sengaja membawa istri untuk lebih meningkatkan hubungan lebih akrab lagi. Sebab pada beberapa kunjungan sebelumnya, istri Mubalig Daerah Papua Barat yang juga Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat tidak bisa diajak karena sedang ada urusan lainnya.
Keluarga asal Indramayu ini memiliki peternakan ayam, kolam ikan, bebek peking dan kebun. Dengan ukuran tanah seluas 2500 meter persegi, semua itu memungkinkan dikelola. “Meskipun kadang selisih keuntungannya mepet sekali. Untuk beli pakan ayam dan bayar karyawan, hampir sebanding dengan keuntungan.” lanjut ibu dari tiga anak asal Banjarnegara, Jawa Tengah itu saat menemani kedua tetamunya makan di ruang makan yang berada di bagian belakang.
Sebelum berpamitan pulang, tuan rumah pun memberikan sekedar oleh-oleh berupa 10 keris pete dan kacang rebus. Menurutnya, saat ini pohon pete yang ada di belakang rumah masih baru berbunga. Sedangkan buah rambutan tinggal tersisa beberapa buah lagi di atas pohonnya. Untuk di Papua dan Papua Barat, harga satu keris pete termasuk mahal. Di Manokwari, bila bukan musimnya, kadang bisa mencapai Rp 25-35 ribu per keris.
Melalui hubungan berdasarkan asal daerah ini, diharapkan akan dapat bermanfaat ke depannya. Mubalig Daerah Papua Barat telah menyimpan puluhan nomor kontak orang asal Indramayu yang tinggal di Papua Barat. Rencananya akan dibentuk semacam Paguyuban Dharma Ayu untuk mengumpulkan mereka dalam satu wadah. Sebab, selama ini mereka terpencar atau bergabung dalam Paguyuban Ikatan Sunda, Jawa dan Madura alias IKASWARA.
Perjalanan dari Kota Manokwari ke Distrik Sidey itu memakan waktu sekitar empat jam lamanya, pergi pulang. Sekitar satu jam Mubalig Daerah Papua Barat dan Wakil Ketua Daerah LI Papua+Papua Barat berada di Kampung Sidey Makmur. Kini, jalanan yang mulus karena sudah diaspal bagus menjadikan perjalanan itu sangat nyaman. Sebelumnya untuk dapat tembus kesana harus melalui jalanan yang masih berupa tanah dan batu. Sinyal internet pun telah hadir di kampung terpencil itu berkat adanya satu tower besar di atas bukit arah pintu masuk kampung. []
Disusun oleh:
Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses