Kunjungan ke 28 Mubalig Daerah Papua Barat ke Wedoni || Bahas Pembangunan Masjid dan DPW Provinsi

Kunjungan ke 28 Mubalig Daerah Papua Barat ke Wedoni || Bahas Pembangunan Masjid dan DPW Provinsi
"Semoga dengan adanya kepengurusan DPW ini, target rabtah dan hubungan dengan pihak luar, baik pemerintah maupun ormas semakin lebih meningkat lagi."

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat[30/10] Mobil plat kuning yang dikemudikan oleh Mas Wisnu itu parkir di depan Kodam XVIII/Kasuari, Arfai, Kamis (28/10) pagi itu. Lima orang bergegas meninggalkan Rumah Missi Mubalig Daerah Papua Barat dan masuk ke dalam mobil itu. Ternyata di dalamnya sudah ada empat orang asli Papua (OAP) yang akan “naik” (istilah untuk jalur ke Distrik Oransbari, Kabupaten Manokwari Selatan dan sekitarnya).

Mobil itu kemudian bergerak meninggalkan Arfai ke arah luar kota. Sudah beberapa kali Mubalig Daerah Papua Barat menggunakan jasa Mas Wisnu. Selain orangnya ramah dan mudah diajak bicara, juga wawasannya sangat luas. Karena telah menekuni jasa angkutan sejak tahun 1990-an, maka dia tahu betul semua penduduk yang tinggal di jalur yang dilalui.

Mubalig Daerah Papua Barat sekeluarga kembali melakukan kunjungan ke Wedoni di Manokwari Selatan untuk beberapa agenda. Di antaranya membahas anggaran pembangunan Masjid “Masroor” JAI Manokwari Selatan, penyerahan SK Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Jemaat Ahmadiyah Indonesia Provinsi Papua Barat dan agenda khusus lainnya.

Setelah menempuh perjalanan hampir dua jam lamanya, mobil itupun berhenti di Pondok (sebutan untuk Warung) “Wedoni” milik Bang Jithol. Di warung ini, selama sejenak melepas lelah sambil menikmati makanan khas disana, sebelum akhirnya berjalan kaki ke lokasi perkampungan JAI Manokwari Selatan sekitar 200 meter dari lokasi warung.

Malamnya, bakda shalat Maghrib jamak Isya, dilaksanakan Penyerahan SK DPW JAI Provinsi Papua Barat kepada Ketua DPW perdana. Sesuai usulan ke Pusat, telah disetujui dibentuk kepengurusan DPW di Papua Barat. Pertimbangan kebutuhan rabtah menjadi salah satu alasan diusulkannya pembentukan DPW dan DPD di Papua Barat ini.

Sebagai Ketua adalah Bapak La Waku, Amir Daerah Papua Barat yang juga Ketua JAI Manokwari Selatan dan Zaim MC Ansharullah Manokwari. Sekretaris adalah Bapak La Ode Mutiali, Qaid MKAI Manokwari yang juga Sekr. Ta’lim, Sekr. Tarbiyat, Sekr. Tablig serta Kepala Pra Madrasah JAI Manokwari. Sedangkan Bendahara dipegang oleh Bapak Maryono, Sekr. Maal JAI Manokwari Selatan.

“Semoga dengan adanya kepengurusan DPW ini, target rabtah dan hubungan dengan pihak luar, baik pemerintah maupun ormas semakin lebih meningkat lagi,” harap Mubalig Daerah Papua Barat sebelum menyerahkan SK DPW Papua Barat kepada Ketua DPW Periode 2019-2022.

“Rencananya akan dilaksanakan rapat untuk menyusun agenda kunjungan dan pertemuan dengan berbagai kalangan pejabat, aparat, dan pihak lainnya.”

Setelah itu dilaksanakan rapat membahas progres dan anggaran pembangunan Masjid “Masroor” JAI Manokwari Selatan. Sesuai keputusan panitia pembangunan sebelumnya, Masjid “Masroor” akan dibangun secara permanen sehingga akan menyerap anggaran lumayan besar untuk ukuran disini. Sehingga perlu langkah terukur untuk menanggulanginya. Setelah pembahasan hampir 30 menit, akhirnya rincian detilnya pun diperoleh.

Mubalig Daerah Papua Barat menyampaikan khotbah Jumat terkait Kemenangan Islam dan Tahrik Jadid. Betapa Jemaat ini tetap berderap maju meskipun tantangan dan hambatan selalu menghadang. Upaya para penentang selalu kandas di tengah jalan. Jangankan untuk menghilangkan wujudnya, menghapus atau mengganti namanya saja (Ahmadiyah diganti dengan Qadiani atau Mirzai) tetap tidak bisa. Malahan mereka tetap menyebut dengan nama Ahmadiyah juga dalam pidato atau tulisan-tulisannya.

Ditemani Mubalig Lokal JAI Manokwari Selatan Mln. Basyiruddin Aziz, Mubalig Daerah Papua Barat pun meluncur ke Kampung Warnyeti, sekitar 10 menit dari Kampung Wedoni dengan menggunakan kendaraan roda dua. Disana ada orang-orang asal Indramayu atau Jawa, Lampung, Manafo dan daerah lainnya. Info ini semakin diperkaya oleh Mas Wisnu yang mengenal satu per satu penduduk disana.

Ternyata Mas Sunoto alias Toto asal Indramayu baru saja akan keliling menjual barang dagangannya lagi. Didampingi istrinya yang asal Ambon, Maluku, setelah bincang sejenak mereka bergerak ke arah Kampung Warkapi. Selain sayuran, bumbu instan, permen, juga membawa mainan serta es kacang ijo. Sejak setahun lalu, Mas Toto berjualan keliling setelah sebelumnya menjadi sopir truk jurusan Bintuni.

Setelah berbincang sejenak dengan ibu Mas Toto –yang aslinya dari Banten namun tinggal di Jatibarang Ujung Aris–, akhirnya keduanya berpamitan kembali ke Wedoni. Setelah memanfaatkan sinyal di tepi Pantai Wedoni selama beberapa menit, keduanya naik lagi ke komplek pemukiman Jemaat. Rencananya malamnya akan menyimak khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih V atba via Live Streaming.

Sayangnya, malam itu kondisi sinyal internet di sekitar sana sedang “hilang”. Tidak dapat satu titikpun internet malam itu. Termasuk di titik yang biasanya dipakai untuk lokasi Webinar, yaitu di rumah Abah Oji. Akhirnya, malam itu tidak dapat menyimak khotbah Jumat secara langsung. Begitu juga parabola sudah sejak beberapa bulan sebelumnya tidak dapat menayangkan MTA International. Hanya MTA Al-‘Arabiyyah yang masih bisa disimak.

“Dulu jalanan ini posisinya ada di tepi pantai. Begitu juga sungai-sungai, dulu belum ada jembatannya. Kami biasa masuk ke sungai saat melewatinya. Bahkan, pernah selama satu minggu jalanan di gunung terputus sehingga saya harus menunggu penumpang di Acemo untuk mengantarkan ke kota.” kata keturunan dari tokoh pendatang awalin di Oransbari Kab. Manokwari Selatan tersebut mengakhiri perbincangan saat mengantarkan kembali ke kota lagi. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan