Hari Ketiga Kunjungan di Kota Sorong | Masih Lakukan Kunjungan dan Terima Kunjungan

Hari Ketiga Kunjungan di Kota Sorong | Masih Lakukan Kunjungan dan Terima Kunjungan
"Teman saya ditikam dan setelah itu dilempar kelaut karena dikira sudah mati. Ajaib, dia ternyata masih hidup dan akhirnya merantau ke Kab. Sorong."

Masroor Library – Kota Sorong, Papua Barat – WARTA “JANG-E-MUQADDAS” JAI DAERAH PAPUA BARAT [6/12]

Jalan tanah merah berbatu itu tampak rusak parah. Hanya bagian tengah yang bisa dilalui, sedangkan pinggir-pinggirnya sudah rusak parah. Selain licin akibat basah diguyur hujan, juga membentuk seperti kubangan kerbau sepanjang jalan. Suatu kondisi yang tidak mudah untuk dilalui. Akhirnya, penumpang sepeda motor itu memutuskan untuk turun dan jalan kaki.

Berbekal informasi yang diperoleh dari Mln. Umar Falahuddin Sahruddin, lima tahun lalu, Mubalig Daerah Papua Barat diajak oleh Mubalig JAI Kota Sorong untuk mengunjungi salah seorang anggota, Minggu (6/12) pagi. “Kalau ingin tahu Muslim asli Papua, beliau bisa cerita banyak,” kata Mln. Basyiruddin Aziz menerangkan.

Penumpang yang turun dari sepeda motor itu adalah Mubalig Daerah Papua Barat. Saat kunjungan ke rumah anggota di Kampung Tambraw, di Kab. Sorong ternyata jalanan yang dilalui masih tanah merah. Setelah sekitar 30 menit berkendara dengan nyaman di jalanan beraspal, pada akhir tujuan harus melewati jalanan yang mengkhawatirkan.

Beberapa rumah tampak sedang dibangun. Melihat bentuk dan ukurannya yang sama, kelihatannya ini adalah pembangunan rumah yang berasal dari satu proyek yang sama. Ternyata benar, setelah itu terbaca dari papan nama proyek yang ada di depan tiap rumah. Proyek ini merupakan proyek Pemerintah Papua Barat untuk orang asli Papua.

Bapak Yakob Yeblo tinggal di komplek Kampung Tambraw itu. Menurut info tadi, beliau pernah baiat sekitar lima tahun lalu. Anak-anak kecil disana juga dikatakan pernah mengaji kepada Mln. Umar F. Syahruddin. “Saya dulu murid mengkajinya beliau,” kata Fitri Yeblo yang ikut ngariung dalam pertemuan di semacam saung belakang rumah Pak Yakob Yeblo.

Selain Fitri Yeblo, Bapak Yakob Yeblo, Rahima Yeblo dan Bpk. Haris Bula juga hadir disana. Kebetulan Bpk. Yakob Yeblo juga sedang ada di rumah. “Kalau saya kemari, pasti Pak Yakob sedang di kebon sehingga tak pernah jumpa,” ucap Mln. Basyiruddin Aziz menyampaikan kegembiraan pada akhirnya bisa jumpa.

Bpk. Yakob Yeblo, menurut penuturannya sendiri berasal dari Kabupaten Tambraw. Ketika mau masuk Islam di kampung asalnya, dia menghadapi semacam resistensi. Bahkan, menurut cerita beliau, sampai intimidasi yang tak terperikan. “Teman saya ditikam dan setelah itu dilempar kelaut karena dikira sudah mati. Ajaib, dia ternyata masih hidup dan akhirnya merantau ke Kab. Sorong,” kata saksi mata itu.

Dalam perbincangan hampir dua jam itu, Rahima Yeblo bertindak sebagai juru bahasa. Perempuan dua putra yang semasa kecil pernah disembunyikan di wadah pakaian karena situasi genting saat itu, juga menyampaikan bahwa adiknya kini kuliah di IAIN Sorong. “Siti Sarah Yeblo, adik bungsu saya, kini sedang KKN di Yu-Ti (maksudnya United Tractors) Kilo 13. Dia ambil Komunikasi Penyiaran Islam,” kata istri dari Bpk. Harris Bula tersebut sambil memberikan nomor adiknya itu.

Saat itu juga Mubalig Daerah Papua Barat mengirimkan foto-foto pertemuan kepada Siti Sarah Yeblo via WhatsApp yang terlihat sedang online. Pesan itu kemudian dibalas oleh yang bersangkutan. Rencananya sepulang dari mengunjungi anggota lainnya, akan dikunjungi ke lokasi KKN dia.

Ternyata, Posko X KKN IAIN Sorong itu malah dekat saja dari Rumah Missi JAI Kota Sorong. Jaraknya mungkin hanya 60 meteran saja. Siti Sarah Yeblo pun dapat ditemui disana. Dia tinggal di samping Masjid Al-Hakim, Jl. A.M. Sangaji di Kilo 12, Klasaman, Distrik Sorong Timur, Kota Sorong.

Agenda berikutnya adalah mengunjungi rumah Direktur LSM “Bhakti untuk Papua” Bang Ismail Munadi Sangadji asal Negeri Rohomoni, Kec. Haruku, Provinsi Maluku. Aktifis sosial itu fokus dalam pengembangan sumber daya di Papua Barat. Selama dua jam pertemuan itu berlangsung di rumahnya. Karena akan mengisi acara di Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Jakarta, maka sebelum Maghrib telah kembali ke rumah missi lagi.

Agenda Minggu malam itu memang padat sekali. Selain menjadi salah satu narasumber FGD UI via Zoom terkait Manuskrip dan Tuturan Lisan di Kepulauan Kei, Maluku, juga akan menerima kunjungan tamu dari Muslim asli Papua asal suku Kokoda serta bersilaturahmi dengan para anggota JAI Kota Sorong di rumah missi.

Acara FGD FIB UI pun dilaksanakan via Zoom mulai pkl. 18:30 WIT. Mubalig Daerah Papua Barat diminta memaparkan keberadaan manuskrip di Kepulauan Kei dan kaitannya dengan sejarah kedatangan sosok dari Bali, Putri Ditsakmas. Dari sanalah muncul hukum Larvul Ngabal yang kini menjadi hukum adat masyarakat Nuhu Evav (Kepulauan Kei, Maluku Tenggara).

Rumah Missi dipenuhi oleh anggota Jemaat. Anak-anak kecil tampak senang bertemu dengan sesama mereka. Sedangkan para Bapak dan Ibu berbincang dengan Mubalig Fak Fak dan Mubalig Sorong. Untuk Mubalig Daerah Papua Barat sendiri masih menyelesaikan sesi akhir Forum Group Discussion dengan para professor dari UI dan Kampus UNPATTI serta Kantor Bahasa Maluku.

Tidak berapa lama, tamu yang ditunggu juga telah kontak. Ustad Agus Setyabudhi mengabarkan bahwa dia sudah berada di depan PT AKAM. Mubalig Daerah Papua Barat memang sengaja mengundang mereka ke rumah missi. Perkenalan dengan mereka telah terjalin sejak lama saat masih di Jawa dan ketika ditugaskan di Ambon, Maluku dua tahun lalu.

Ustad Agus –demikian sapaan akrabnya– merupakan alumnus Pondok Pesantren “Al-Ibriz” Rembang asuhan KH Musthofa Bisri (Gus Mus). Saat ini dia membina masyarakat muslim suku Kokoda di Klalin, Kab. Sorong. Malam itu dia didampingi Hamzah Makbusun, tokoh muslim Papua asal suku Kokoda yang juga Kasatkorwil Banser Papua Barat dan Ustad Rif’an, Ketua GP Ansor Kota Sorong.

Untuk kegiatan hari ketiga di Kota Sorong ini merupakan kegiatan yang cukup padat. Sepanjang hari, Mubalig Daerah Papua Barat banyak berkomunikasi dan bertemu dengan anggota dan kenalan ghair-Ahmadi. Semoga ini menjadi semangat baru bagi JAI Kota Sorong untuk semakin berkembang ke depannya. InsyaAllah! []

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan