Hari Kedua di Kota Pala | Aneka Agenda Menjadi Kegiatan Mubda

Hari Kedua di Kota Pala | Aneka Agenda Menjadi Kegiatan Mubda

Masroor Library – Fak Fak, Papua Barat [12/2] Tangan wanita paruh baya keturunan Arab itu terlihat terampil mengemas bungkus nasi kuning. Di atas lapaknya, tersusun lauk khas nasi kuning: ada telor bulat, ayam goreng, mie goreng, ikan puri (teri) dan sambal serta bumbu penyedap. Ibu itu bermarga Al-Katiry. Setiap sore hingga malam berjualan di depan Penginapan Tembagapura, Fak Fak.

Sebagai keturunan Arab, tampilannya terlihat berbeda dari pendatang lainnya apalagi dibanding orang Papua. “Saya lahir di Fak Fak sini. Suami saya dari Jawa Tengah, tepatnya dari Wonosobo. Sudah beberapa tahun saya berjualan nasi kuning di depan Penginapan Tembagapura ini,” kata Ibu Fatimah Al-Katiry yang berkulit putih bersih dan berhidung mancung khas wanita Arab tersebut.

Sebelum shalat Maghrib, Mubalig Daerah Papua Barat memesan dua bungkus nasi kuning. Satu bungkus dengan lauk telor bulat dan ikan puri, satu bungkus lainnya ayam goreng dan ikan puri. Sebab, malam itu akan ada agenda berjumpa Ketua MUI Kab. Fak Fak di komplek Dinas Pendidikan di kawasan Puncak.

Hari Sabtu (12/2) itu, agenda Mubalig Daerah Papua Barat memang terbilang padat. Dari melihat rumah missi di kawasan Missi Kolam Kampung Lusiperi hingga berjumpa Ketua MUI dan pegiat literasi. Meski ada perubahan agenda karena masih ada yang menggarap tugasnya, tetapi agenda besar hari itu bisa terlaksana.

Rumah missi alias Rumah Dinas Mubalig Halqa Fak Fak tampak masih belum rampung. Banyak hal yang harus diselesaikan: pintu dan jendela, plafon, talang air, kamar mandi, instalasi air, dapur hingga pagar halaman. Tentu saja semua itu masih memerlukan anggaran yang tidak sedikit untuk bisa ditempati oleh mubalig.

Mubalig Daerah Papua Barat juga bersilaturahmi kepada keluarga Pace Sahrudin Urbun. Kebetulan adik dari Mln. Hamid Sirfefa tersebut sedang ada di rumah. Tampaknya dia sedang menggarap pembangunan rumah yang merupakan bantuan dari pemerintah provinsi. Rumah barunya berada di depan rumah lama.

Istri dan anak-anak Pace Urbun juga ada di rumah. Hanya anak perempuan kecil yang sedang sekolah. Selama bebera lama Mubalig Daerah berbincang dengan mereka. Tampaknya harapan mereka sangat besar agar anak-anaknya bisa mengaji kepada Mubalig disana. Oleh sebab itu, mereka ingin agar rumah missi bisa diselesaikan dengan segera.

Mubalig Daerah Papua Barat dan Mubalig Lokal Halqa Fak Fak kemudian berpamitan setelah doa bersama. Dengan ojek, keduanya meluncur kembali ke penginapan yang menjadi tempat menginap Mubalig Daerah. Bakda Dhuhur rencananya akan bersilaturahmi ke rumah Raja Patipi XVI di Wagom. Sayangnya, teman yang akan mengantar berhalangan hadir.

“Pak, minta maaf. Kalau sore saja bagaimana, Pak. Saya sementara masih selesaikan laporan akhir kegiatan. Deadline hari ini. Nanti saya sama teman pegiat juga kesana,” kata Husna Saida Wokas, pegiat literasi Fak Fak. Ditunggu beberapa saat ternyata tidak datang juga hingga ada pesan yang masuk lagi bahwa minta diundur Minggu besok pagi dengan alasan pekerjaannya belum kelar juga.

Karena suasana gerimis dan mati lampu hingga Ashar, akhirnya agenda memang harus ditunda. Mubalig Lokal Halqa Fak Fak Mln. Hadid Mohammad Talha pun kembali ke tempat kost-nya. Mendadak, Ketua MUI mengabari bahwa malam bisa menerima Mubalig Daerah Papua Barat. “Bakda shalat Isya saja di rumah saya,” kata Drs. K.H. Mustaghfirin, M.Si.

Dengan jasa ojek akhirnya Mubalig Daerah meluncur ke kawasan Puncak alias Dinas Pendidikan. Jalanan yang menanjak membuat adrenalin semakin meningkat. Akhirnya sampai juga di rumah tujuan. Ketua MUI tampak sedang menerima tamu. Pkl. 20:00 WIT lewat sedikit kedua tetamunitupun pamit dan Mubalig Daerah dipersilakan masuk ke ruang tamu.

Selama dua jam, perbincangan berlangsung dengan akrabnya. Sejak di Ambon, Maluku, Mubalig Daerah Papua Barat sudah mengenal Kyai Mustaghfirin. Bahkan, Kyai asal Jawa itu satu group WA dengan Mubalig Daerah Papua Barat. Sebelum pulang, keduanya menyempatkan berfoto bersama. Mubalig Daerah kemudian diantar oleh putra Kyai Mustaghfirin dengan motor ke penginapan. []

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

—o0o—

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan