Dikenal Sebagai Cendekiawan Muslim Manokwari, Mubalig Daerah Papua Barat Diundang Hadir Bertemu Wapres RI

Dikenal Sebagai Cendekiawan Muslim Manokwari, Mubalig Daerah Papua Barat Diundang Hadir Bertemu Wapres RI

Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [15/10]. Ruangan Al-Fatih alias aula Kantor Majlis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Papua Barat yang berada di lantai dua itu mulai dipenuhi hadirin, Jumat (15/10) pagi. Setelah Tim Gegana Polda Papua Barat dan personel Paspampres melakukan sterilisasi, undangan dipersilakan memasuki ruangan aula. Pemeriksaan standar dilakukan menggunakan metal detector oleh petugas.

Mubalig Daerah Papua Barat yang juga diundang dalam kapasitas sebagai Cendekiawan Muslim pun tidak luput dari pemeriksaan. Sebagai Mubalig Daerah JAI Papua Barat, bahkan sehari sebelumnya tiga kelompok intel sudah melakukan “down to earth” ke rumah missi. Tujuan mereka –intel Polres Manokwari, intel Polda Papua Barat dan intel Kodim Manokwari– adalah memastikan validitas dan identitas undangan sesuai permintaan Paspampres Bidang Intelijen.

Di dalam aula kantor MUI termegah se-Indonesia tersebut telah ditata kursi berwarna merah untuk tamu undangan. Sebuah spanduk besar juga dipasang di bagian depan. Foto Wakil Presiden RI pun dipampang dalam spanduk berwarna putih tersebut. Mubalig Daerah Papua Barat kemudian mencari kursi yang sudah ditempeli nama-nama tersebut. Ternyata ada di shaf paling kanan, baris keempat. Persis di belakang Gubernur Papua Barat dan Bupati Manokwari.

Seluruh hadirin diwajibkan mengenakan faceshield dan masker ganda. Sesuai protokol kesehatan masa pandemi, juga telah melakukan PCR di RSUD Provinsi dengan biaya ditanggung pemerintah. Selama acara, hadirin tidak diperkenankan mengambil gambar atau bergerak pindah dari tempat duduknya. Protokol yang sangat ketat namun santai di ruangan yang sejuk karena ada pendingin ruangan (AC).

Setelah persiapan hingga pukul 10:30 WIT, acara pun dimulai. Wakil Presiden didampingi rombongan menteri memasuki aula disambut hadirin yang langsung berdiri. Enam menteri tersebut di antaranya Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Ketenagakerjaan. Wapres RI dan Ketua Umum MUI Provinsi Papua Barat duduk di kursi di depan hadirin.

Ketua Umum MUI Provinsi Papua Barat Ahmad Nausrau, S.Pd., M.M. menjadi moderator dalam acara pertemuan tersebut. Orang asli Papua (OAP) asal Kab. Kaimana itu mengapresiasi kehadiran Wapres RI di Kantor MUI Provinsi Papua Barat. Beberapa kali tepuk tangan menggema di ruang acara mengikuti informasi yang disampaikan. Moderator mempersilakan Wapres RI menyampaikan semacam amanat (tausiyah).

“Saya mohon maaf, karena saat peresmian gedung MUI Provinsi Papua Barat ini berhalangan hadir. Padahal waktu itu sudah akan hadir dalam kapasitas sebagai Ketua Umum MUI Pusat. Apresiasi untuk Pak Gubernur Papua Barat yang telah menyediakan lahan dan biaya pembangunannya,” kata suami dari Ny. Wury Estu Handayani tersebut disambut tepuk tangan meriah dari hadirin.

Wakil Presiden juga menyinggung mengenai metode dakwah yang seharusnya dikembangkan di Tanah Papua.

“Hendaknya dilakukan secara santun dan ramah, bukan dengan kekerasan atau marah-marah,” kata pimpinan Pondok Pesantren “An-Nawawi” Tenara, Serang, Banten tersebut mengingatkan. “Sebab, bila terjadi konflik, maka pembangunan akan terganggu.”

Prof. Dr. (H.C.) K.H. Ma’ruf Amin juga menyampaikan target kunjungan ke Provinsi Papua Barat dan Papua, yaitu terkait dengan kewenangannya sebagai Wakil Presiden dan amanat dari Presiden untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua Barat melalui tujuh cara. Salah satunya adalah melalui peningkatan sumber daya manusia atau bidang pendidikan.

“Ada sekitar 21% masyarakat Papua Barat yang masih hidup dalam kemiskinan ekstrem. Mereka tersebar di lima kabupaten: Kab. Teluk Wondama, Kab. Pegunungan Arfak, Kab. Maybrat, Kab. Tambrauw dan Kab. Sorong Selatan,” papar cicit dari Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani, seorang Imam Masjidil Haram dan ulama produktif abad ke-19 tersebut.

Mengingat waktu yang terbatas, hanya dua orang saja yang dipersilakan untuk menyampaikan pertanyaan atau masukan. Dr. Mulyadi Jaya, Ketua Pengurus Wilayah (PW) Muhammadiyah Provinsi Papua Barat menyampaikan akan kebutuhan asrama (rusun) untuk mahasiswa yang 80%-nya adalah orang asli Papua. Sedangkan Rais Syuriah PWNU Provinsi Papua Barat K.H. Abdul Kholiq Bukhori menyampaikan terimakasih atas peletakan batu pertama Kantor PWNU Prov. Papua Barat oleh Gubernur.

Acara kemudian diakhiri oleh Moderator. Sebenarnya tidak ada agenda untuk foto bersama dengan Wapres RI. Namun karena banyak yang meminta, akhirnya foto bersama pun dilaksanakan. Foto diambil dalam dua gelombang mengingat ruangan tidak bisa sekaligus. Wapres pun meninggalkan Kantor MUI Provinsi Papua Barat untuk melaksanakan agenda berikutnya di Sowi 4, Manokwari sebelum terbang ke Provinsi Papua untuk menutup PON XX dan peresmian BLK disana. []

Disusun oleh:
Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan