“Salah satu tugas Sekr. Umur Amah adalah mencarikan lowongan pekerjaan untuk anggota. Intinya bagaimana Jemaat secara umum dan anggotanya bisa sejahtera …. Untuk Jemaat agar berkecimpung dalam perdagangan dan koperasi.”
Masroor Library – Manokwari, Papua Barat [29/8]. Kata-kata itu disampaikan oleh Sekr. Umur Amah PB JAI dalam kesempatan Rapat Bidang Kesejahteraan yang dilaksanakan oleh Daerah Papua Barat, Senin (29/8) malam pukul 20:00-22:00 WIT melalui Zoom. Drs. Abdul Ghani Setiawan, M.M. yang berkenan hadir itu juga sekaligus memberikan motivasi mata pencaharian terutama untuk anggota yang terdampak banjir bandang di Kota Sorong.
Sesuai dengan agenda, Amir Daerah Papua Barat dan Mubalig Daerah Papua Barat telah menggagas pertemuan ini sejak beberapa bulan lalu. Awalnya, Rapat Bidang Kesra ini akan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Ijtima Nasional dan RUW Ansharullah Daerah Papua Barat di Wedoni, 20 Agustus 2022 lalu. Namun karena ada sesuatu, baru bisa dilaksanakan sembilan hari kemudian.
Dalam paparan motivasinya, Ikon Prestasi Pancasila dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI itu juga memberikan teori definisi Wirausaha dari John Kao dan Thomas W. Zimmerer dimana Wirausaha terkait dengan sikap inovatif, antisipatif, inisiatif, pengambil resiko, berorientasi laba dengan suatu disiplin dan proses yang sistematis untuk memenuhi kebutuhan dan peluang pasar.
Modal penting dalam Wirausaha, menurut Ketua Komunitas Donor Mata Indonesia (KDMI) tersebut adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh seorang Nabi, yaitu: Sidik, Amanah, Tablig dan Fathonah. Kebenaran, Kejujuran, Penyampaian dan Kepintaran diperlukan dalam Wirausaha. Sebaliknya, sifat-sifat yang antonim menjadi hal-hal yang dapat menghancurkan suatu Wirausaha. Dusta atau bohong merupakan salah satunya.
Tidak lupa, sebagai ilustrasi, praktisi optik dan pemilik toko optik tersebut juga menyampaikan kisah seorang penjual bubur di Bandung yang sukses karena memperhatikan masalah geografis dan target konsumen. Meskipun hanya berjualan di bawah pohon, tetapi akhirnya bisa memiliki real estate mewah. “Ini berkat penjual bubur itu memiliki target konsumen dan lokasi strategis dalam berjualan,” pungkasnya.
Rapat Bidang Kesra Daerah Papua Barat itu diawali dengan Doa Pembuka oleh Mubalig Daerah Papua Barat, dilanjutkan dengan Mukadimah dari Amir Daerah Papua Barat. Mubalig Daerah Papua Barat kemudian menyampaikan Mukadimah Tambahan seputar tupoksi Kelompok Kesejahteraan yang terdiri dari Sekr. Umur Amah, Sekr. Ziroat, Sekr. Shanat-o-Tijarat dan Sekr. Zhiafat berdasarkan Ketentuan dan Peraturan Tahrik Jadid Anjuman Ahmadiyah edisi Revisi 2016 klausul 391-396.
Untuk memberikan motivasi, dua orang praktisi kuliner di Kota Sorong diberikan kesempatan menyampaikan testimoni. Pak Rudianto, mantan Ketua JAI Kota Sorong pun memaparkan pengalamannya berjualan batagor. Setelah itu Amir Daerah Papua Barat yang juga praktisi kuliner bubur ayam juga bercerita mengenai pengalamannya berjualan bubur ayam di Kota Sorong. “Saat ini sudah banyak yang berjualan bubur ayam di Kota Sorong, berbeda dengan sebelumnya,” kata khudam asal Tegal tersebut.
Sesi Tanya Jawab dimanfaatkan oleh peserta untuk bertanya langsung kepada Sekr. Umur Amah PB JAI. Pertanyaan mengenai permodalan, dijawab dengan bagaimana cara-cara untuk meraih keuntungan. Beberapa teori Wirausaha pun kembali dikemukakan. Di antaranya adalah analisa dan lokasi. Begitu juga pertanyaan mengenai beternak kambing dan berjualan sembako, dijawab dengan teori target dan lokasi.
“Harus ada analisa mengenai kebutuhan orang sekitar dan lokasi warung terdekat. Bila ada ratusan orang, upayakan menjual sesuatu yang beragam meskipun jumlahnya masih sedikit. Begitu juga harga, sedikit lebih murah tidak mengapa, yang penting masih dapat laba. Sebab, kebutuhan sembako itu waktunya harian. Berbeda dengan sepatu atau kacamata yang enam bulanan atau dua tahunan baru datang lagi,” papar anggota Jemaat Bandung yang terpilih dua periode berturut-turut sebagai Sekr. Umur Amah PB tersebut.
Sebagai langkah awal, Rapat Bidang Kesejahteraan ini dapat dikatakan berhasil untuk memupuk jiwa kewirausahaan anggota. Selain perdagangan, pertanian dan perkebunan juga masih perlu ditingkatkan. Apalagi, untuk di Papua Barat, ada sebanyak 21 hektar lahan yang dimiliki oleh Jemaat (2 hektar) dan anggota (19 hektar). Baru lima hektar yang bisa dikelola, sisanya sebanyak 16 hektar masih belum dimanfaatkan, termasuk lahan Jemaat itu.
Kedepannya acara seperti ini akan diadakan kembali dengan pembahasan mengenai teori dan praktek sehingga anggota dapat berkecimpung dalam bidang wirausaha sesuai arahan Pusat. Sebagai pemantik, acara malam itu dianggap sudah berhasil menggugah jiwa wirausaha anggota. Terkait modal, Sekr. Umur Amah PB menyampaikan, bahwa hingga saat ini belum tersedia di PB. Tetapi bagi yang ingin berwirausaha bisa dikomunikasikan langsung dengan beliau. []
Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeemam R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat
Related Posts
Waqf-E-Nou Parents Day Sukses Digelar di Masjid Mahmudah Gondrong Tangerang
Jemaat Ahmadiyah Cibinong Adakan Kelas Waqf-E-Nou
Ansharullah Ahmadiyah Indonesia Adakan Ijtima Nasional 2024
Bekali Public Speaking dan Personal Building | Hadirkan Mentor dari Celebes Public Speaking
DPD Jemaat Ahmadiyah Bogor Hadiri FGD Setara Institute
No Responses