Agenda Utama Menyambut Waqif Zindegi Kunjungi Kota Sorong

Agenda Utama Menyambut Waqif Zindegi Kunjungi Kota Sorong
"Pada kunjungan kelima ke Kota Sorong dalam setahun ini, ada beberapa agenda yang akan dilaksanakan. Yang utama adalah menyambut kedatangan dua orang Mubalig untuk di Kota Sorong dan di Kab. Kaimana. Acara penyambutannya akan digelar pada Selasa (9/11) malam."

Masroor Library – Kota Sorong, Papua Barat [5/11]. BURUNG besi dengan nomor penerbangan ID-6155 yang dipiloti oleh Kapten Ibnu Sasmito itu meninggalkan Bandar Udara Rendani di Manokwari, Jumat (5/11) pagi. Setiap bangku terisi penuh oleh penumpang. Mereka ada yang tujuan akhir ke Kota Sorong, ada yang ke Makassar dan ada pula tujuan akhir ke Surabaya. Mubalig Daerah Papua Barat tampak duduk di bangku deretan nomor sembilan.

Pulau Mansinam yang dikenal sebagai cikal-bakal peradaban Tanah Papua tampak di bawah sana. Bentuknya mirip burung kasuari berbulu hijau. Di salah satu sisi tampak titik berwarna putih. Itulah patung raksasa dari Yesus Kristus di lokasi pendaratan Kristen pertama di Tanah Papua, 5 Februari 1855. Di sebelahnya tampak pulau kecil, yang disebut Pulau Lemon. Di pulau itulah Muslim dan Masjid pertama pernah berdiri. Sayangnya, muslim bermarga Rumander yang kemudian berganti nama menjadi Rumbobiar itu tidak diketahui jejaknya lagi.

Setelah kunjungan terakhir ke Kota Sorong pada Juli 2021 lalu, awal Nopember 2021 ini kembali mengunjungi Kota Metropolitan ini. Tujuan utamanya adalah melakukan penyambutan terhadap dua orang Mubalig yang akan ditempatkan di Kota Sorong dan di Kab. Kaimana. Permintaan Mubalig di dua lokasi tersebut bertujuan untuk mempercepat pengembangan Jemaat dari berbagai segi.

Pesawat Batik Air itu dengan mulus mendarat di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Kota Sorong sekitar pkl. 10:00 WIT. Sesuai jadwal, penerbangan itu hanya memakan waktu 40 menit lamanya. Di Bandara Kota Sorong tampak pengamanan yang lumayan ketat dari personel kepolisian. Ternyata, Gubernur Papua Barat dan istri Menteri Dalam Negeri baru saja naik pesawat yang akan terbang ke Manokwari.

Mubalig Daerah Papua Barat pun bertolak ke rumah missi (kontrakan) di Kilo 12 dengan taksi bandara. Muhammad Yasin, sang sopir taksi berasal dari Kendari, tepatnya di kota lama. Sudah 10 tahunan dia menjadi sopir taksi bandara.

“Sejak kecil saya senang mengotak-atik mobil milik guru saya. Namun, baru saat SMA-lah, akhirnya saya memberanikan diri mengemudikannya setelah berlatih di lapangan dekat bandara.”

Di rumah missi, tampak Sdr. Ghalib Ahmad telah menunggu. Menurut info Ketua JAI Kota Sorong, spesialis mesin ATM itu memang sengaja menunggu Mubalig Daerah Papua Barat. Setelah itu satu persatu anggota berdatangan ke rumah missi, yang telah habis masa kontraknya tersebut. Shalat Jumat akan dilaksanakan dalam waktu sesaat lagi. Sekr. Maal JAI Kota Sorong pun mengumandangkan azan.

Mubalig Daerah Papua Barat yang bertindak sebagai khatib pun menyampaikan khotbah dengan tema “Tahrik Jadid dan Kemenangan Islam”.

“Tuntutan Tahrik Jadid, bukan hanya melulu pengorbanan uang. Selainnya ada tuntutan sumber daya manusia, tekad dan semangat menyambut seruan Khalifah serta doa-doa,” mengutip isi khotbah Jumat Hadhrat Khalifatul Masih Tsani r.a dalam salah satu khutbah mengenai tema Tahrik Jadid dalam bahasa Urdu.

Usai shalat Jumat, Mubalig Daerah menyampaikan beberapa informasi dari Pusat, terutama mengenai acara Lokakarya Mubalig dan Pengurus terkait Menyiapkan 5000 Da’i Aktif Bertablig. Begitu juga rencana penyambutan Mubalig yang akan tiba beberapa hari lagi. Format acara dan undangan telah disusun oleh Mubalig Daerah, sehingga bukan hanya diikuti oleh anggota di Kota Sorong, melainkan seluruh anggota di Papua Barat atau diluar Papua Barat. []

Disusun oleh:
Dr. Mln. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

Tags:

No Responses

Tinggalkan Balasan