Komplek Jamiah Ahmadiyah Rabwah | Menyambut 94 tahun Jamiah Ahmadiyah Qadian 20 Mei 1928-2022

Komplek Jamiah Ahmadiyah Rabwah | Menyambut 94 tahun Jamiah Ahmadiyah Qadian 20 Mei 1928-2022
"Madrasah Ahmadiyah (Jamiah) ini harus menghasilkan perubahan sedemikian rupa di dalam diri para mahasiswa, yang darinya para mubalig dan cendekia harus terus-menerus dihasilkan untuk regenerasi bagi mereka yang telah wafat. Setiap orang harus memikirkan jalannya lembaga pendidikan ini, sehingga Jamiah ini menghasilkan ahli-ahli Al-Qur'an Karim, para mubalig dan ulama yang akan menjadi uswah bagi umat manusia." (Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad as, AL-HAKAM, 10 Februari 1905).

Masroor Library – Lapangan sepak bola itu menjadi pemandangan pertama saat memasuki gerbang Kompleks Jamiah Ahmadiyah Senior Section, Rabwah. Rumputnya yang menghijau menjadikan daya tarik tersendiri. Di sisi kanan-kirinya terletak kamar kecil yang tersusun memanjang. Pada pojok sebelah kiri terdapat sebuah kantin. Orang-orang disini menyebutnya kantin “Miiru” atau “Meeru”. Ini adalah nama panggilan untuk pemilik kantin yaitu Mir Ali.

Di sebelah kiri kantin terdapat pos keamanan berlantai dua. Seorang security dengan senjata laras panjang jenis Kalashnikov alias AK-47 selalu siap siaga. Sama seperti di pos penjagaan gerbang utama, di setiap pos dilengkapi dengan senjata. Menurut informasi, ada 49 security yang menjaga kompleks ini. Mereka tersebar di beberapa pos di sekeliling kompleks. CCTV juga mengawasi setiap lokasi.

Beranjak ke bangunan utama, ada sedikitnya tujuh buah gedung yang letaknya agak berjauhan. Setelah melewati air mancur (fawwarah) di ujung jalan dari gerbang utama, di sebelah kiri terdapat dua buah gedung. Gedung ini diperuntukkan bagi pendidikan alias kompleks akademik. Gedung pertama diberi nama “Abdul Karim Block” sedangkan di sebelahnya “Burhanuddin Block”.

Kedua nama tersebut adalah dua orang ulama Jemaat yang juga sahabat Hadhrat Masih Mau’ud as: Mln. Abdul Karim Siyalkoti ra. dan Mln. Burhanuddin Jehlumi ra. Kewafatan kedua ulama inilah yang menyebabkan perlunya didirikan sebuah madrasah. Dalam sabda Hadhrat Masih Mau’ud as di atas, tujuan madrasah ini sangat jelas, yaitu mencetak ulama dan ahli Al-Qur’an yang akan menjadi teladan manusia.

Di dalam kedua gedung ini terdapat ruang belajar, ruang muthala’ah, laboratorium komputer/bahasa, ruang takhasus/karya tulis akhir, ruang hasil ujian, ruang perpustakaan, ruang pertemuan, kantor dosen dan ruang Principal. Ruang belajar dapat menampung sekitar 20-30 mahasiswa. Di dalamnya terdapat meja-kursi pengajar dan mahasiswa, sebuah mimbar, TV, papan tulis dan lemari. Untuk keperluan muthala’ah, disediakan satu buah ruangan khusus yang berisi buku-buku yang diperlukan.

Sedangkan ruang laboratorium komputer/bahasa memiliki seperangkat komputer yang dihubungkan dengan server. Hanya ada dua CPU untuk seluruh komputer tersebut. Alasannya untuk penghematan listrik. Untuk materinya sendiri ada sekitar 400 program/software yang bisa dimanfaatkan. Khusus untuk buku-buku Jemaat yang terkait dengan materi perkuliahan, dengan mudah dapat diakses lewat komputer ini.

Ruang pertemuan atau Aula lebih besar dari ruang belajar. Ini wajar sebab seluruh mahasiswa biasanya digabungkan dalam kegiatan bersama di ruangan ini. Misalnya ketika ada acara forum gabungan atau pidato tematik. Seorang dosen bertindak sebagai pengawas (nighran) untuk acara tersebut.

Ruang Principal terbilang cukup luas. Selain meja-kursi, lemari untuk buku-buku juga terdapat disini. Dalam satu waktu, di ruangan ini bisa menerima 10 orang tamu atau lebih. Principal sendiri dibantu oleh dua orang Naib Principal. Masing-masing Naib Principal mengerjakan pekerjaan sesuai bidangnya.

Di belakang kompleks akademik terdapat semacam apartemen beberapa tingkat. Di apartemen itulah para pengajar dan keluarganya tinggal. Masing-masing pengajar menempati satu ruang. Untuk akses keluar-masuk ada gerbang tersendiri dan tidak perlu ke gerbang utama. Gerbang ini bisa tembus ke Pasar dekat rel kereta api alias sekitar Darur Rahmat atau Aqsha Chowk.

Di sebelah kanan air mancur terdapat Masjid untuk shalat lima waktu dan juga shalat Jumat. Untuk mahasiswa senior terkadang mereka shalat di Masjid Mubarak, di sekitar kompleks Sadr Anjuman atau keluarga Khandan. Di sebelah Masjid terdapat “Mahmud Hall” yang kini diperuntukan sebagai asrama dan perpustakaan. Bangunannya terdiri dari beberapa lantai dan berbentuk huruf “O” lonjong. Disini juga dijaga oleh security bersenjata laras panjang.

Di depan gedung ini terdapat Hostel berlantai empat. Bangunannya berwarna merah bata dan terlihat masih baru. Gedung ini memiliki kamar-kamar yang dapat menampung banyak orang. Di dalamnya terdapat halaman kecil untuk apel. Setelah pintu masuk terdapat semacam ruang lobby yang dilengkapi dengan denah dan nomor kamar. Seorang atau dua orang petugas selalu stand by disini. Security bersenjata laras panjang juga selalu siap siaga.

Di depan hostel ini terdapat suatu bangunan lain yang diberi nama “Nur Foundation”. Ini merupakan kompleks penelitian mengenai agama-agama. Ada juga semacam ruang takhasus yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang sedang mendalami subyek tertentu. Buku-buku khusus penunjang terdapat disini. Tentu saja buku-buku tersebut adalah buku-buku yang terbilang langka dan menjadi referensi inti.

Mengenai silabus, yang sekarang dipergunakan telah mengalami revisi. Ada beberapa materi yang berpindah posisi alias semester. Yang tadinya ada di semester tiga kini masuk ke semester empat dan sebaliknya. Untuk kegiatan harian sendiri, semuanya diatur dengan teratur. Kapan waktunya belajar di kelas, kapan kegiatan muthala’ah, kapan kegiatan forum meeting gabungan dan juga jadwal kunjungan. []

Disusun oleh:
Mln. Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan
Mubalig Daerah Papua Barat

No Responses

Tinggalkan Balasan