Darsul Quran No.155 Tanggal 2 Maret 1995 oleh Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad RH | Bagian 1

Darsul Quran No.155 Tanggal 2 Maret 1995 oleh Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad RH | Bagian 1

Kemudian hal ketiga yang telah disebutkan di sini adalah bahwa untuk kemajuan di masa depan, Dialah yang akan menjadi al-Waahid dan Anda tidak akan membutuhkan Tuhan lain untuk mencapai kemajuan itu. Dengan demikian, Allah Ta’ala menyatakan قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا “Katakanlah hai Muhammad, ‘jika Anda mengembangkan keinginan dalam diri Anda dan Anda ingin mencapai kemajuan seperti saya, maka ketahuilah bahwa jalan ini tidak tertutup, tetapi itulah jalan yang telah saya ikuti. Jalan bagi Anda adalah menyembah Tuhan Yang Esa dan tidak menyekutukan-Nya.” فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا Tapi perbuatan baik itu perlu. Hanya percaya pada keesaan Tuhan saja tidak cukup. وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا Dan dalam ibadahmu kepada Tuhan janganlah ada padamu sesembahan lain.

Jadi, kemungkinan mempersekutukan Tuhan itu ada karena dulu orang lain melakukannya dan mengapa dengan menggunakan kata Al-Waahid, semua kemungkinan itu ditiadakan; tidak ada keperluan akan Tuhan yang lain, hanya satu Tuhan saja yang cukup; seluruh umat manusia dan berbagai kemajuan mereka menjadi saksi fakta bahwa bahkan di masa depan, melalui hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Esa, seseorang akan mencapai keselamatan dan hanya melalui Dia kebutuhan seseorang akan terpenuhi.

Istilah ini harus dipahami dalam kata Al-Ahad seperti yang dikatakan Imam a-Razi. Ada istilah lain dalam kata Al-Ahad juga. Pada kenyataannya, sifat dari sifat-sifat Tuhan disebutkan di sini, keberadaan-Nya disebutkan di sini, apa Dia sebenarnya, dijelaskan di sini. Karena ada berbagai istilah yang tercakup dalam kata ini, itulah mengapa kata Al-Ahad yang komprehensif (Jaami’) ini digunakan di sini dan itulah sebabnya saya katakan dalam kaitannya dengan keesaan Tuhan, ini adalah kata terlengkap yang dapat digunakan. Tidak menggunakan kata Al-Waahid di sini tidak menciptakan kekurangan apa pun, namun, seperti yang telah saya sebutkan sehubungan dengan referensi yang saya sajikan sebelumnya, arti Al-Waahid dapat tercakup dalam kata Al-Ahad dan istilah kata Al-Waahid harus dianggap termasuk dalam kata Al-Ahad.

Kemudian Tuhan menyatakan اللَّهُ الصَّمَدُ; ada arti lain kata Al-Ahad yang patut diperhatikan. Tidak boleh ada pembagian apa pun dalam Al-Ahad, Anda tidak dapat membayangkan angka atau unit numerik (bilangan) lainnya. Dalam kata Al-Waahid, mungkin ada yang pecah ke atas (bertambah) tapi tidak bisa ada yang pecah ke bawah (berkurang). Dengan kata lain, ketika kita mengucapkan kata Al-Waahid, kita dapat membayangkan satu unit atau angka yang lebih besar dari itu, tidak lebih rendah dari itu; jadi, setelah 1, Anda bisa mendapatkan angka numerik 2, 3 dan 4. Tetapi dalam istilah kata Al-Ahad, tidak ada pemisahan atau perpecahan seperti itu. Dengan kata lain, Anda tidak dapat membayangkan nilai numerik (bilangan angka) lainnya. Al-Ahad mengacu pada sesuatu yang satu dan satu-satunya dalam kesatuan sejauh tidak memiliki cabang apa pun.

Jadi, karena agama Kristen secara khusus telah dibantah dalam Surah ini, itulah mengapa kata Al-Ahad paling tepat disebutkan di sini. Tidak ada kata yang lebih baik dari ini untuk dipilih di sini. Bahkan jika kata Al-Waahid digunakan, pokok bahasannya akan tetap jelas sampai taraf tertentu, namun tidak ada kata lain selain kata Al-Ahad yang dapat digunakan untuk memperjelas dan menjelaskan pokok bahasan ini sepenuhnya. Gagasan kesatuan-Nya [dalam kata al-Ahad] sedemikian rupa sehingga seseorang tidak mungkin memahami pembagiannya dengan cara, bentuk atau jenis apa pun. Jika tidak, itu tidak bisa disebut sebagai sesuatu yang sendiri dalam kesatuannya. Jadi, orang-orang yang mengatakan ada satu Tuhan dan bahwa ada Tuhan-Tuhan lain atau dewa lain yang lebih kecil di dalam satu Tuhan itu atau sifat-sifat-Nya telah terbagi dalam bentuk oknum-oknum Tritunggal; semua hal ini telah dibantah.

No Responses

Tinggalkan Balasan