Darsul Quran No.155 Tanggal 2 Maret 1995 oleh Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad RH | Bagian 1

Darsul Quran No.155 Tanggal 2 Maret 1995 oleh Hadhrat Khalifatul Masih IV, Mirza Tahir Ahmad RH | Bagian 1

BAGIAN 1

Hudhur: Assalamu Alaikum Warahmatullah, apa kabar? Dokter Sahib, kapan Anda tiba? Apakah Anda baik-baik saja? Bagaimana ibu Salma Mubarak Saeed.

Orang: Dia datang ke sini hari ini.

Hudhur: Dia datang ke sini hari ini? Baiklah, seseorang memberi tahu saya tentang kesehatannya…

Orang: tidak terdengar

Hudhur: Hari ini adalah hari terakhir Ramadhan dan menurut tradisi atau praktik normal yang telah diikuti cukup lama sekarang, Dars singkat akan disampaikan dan kemudian pengumuman untuk sholat akan dilakukan, Insya Allah, kemudian Dars akan diakhiri dengan doa bersama.

Bacaan Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas

Surah Ikhlas, قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ; Al-Ikhlas adalah salah satu nama Surat ini, Surah ini memiliki banyak nama lain juga. Ada 20 nama yang telah disebutkan oleh Hadhrat Mushlih Mau’ud (ra) dalam Tafsir-e-Kabir dan juga secara singkat menjelaskan kaitan atau keterkaitan nama-nama tersebut dengan Surah ini.

Namun secara umum nama Surah ini yang lazim dikenal adalah Al-Ikhlas atau At-Tauhid. Jelas bahwa pembahasan Tauhid (keesaan Tuhan) disebutkan dalam Surah ini. Namun, dalam kata Ikhlas mengisyaratkan pada keesaan Tuhan yang mutlak dan murni. Surah ini mengacu pada keesaan yang bersih dari segala sesuatu selain-Nya dan esensi sejatinya hanya dapat dimanifestasikan dalam Dzat Tuhan. Kedua, Surah itu juga memberikan Ikhlas kepada seorang yang adalah seorang Muwahhid (orang yang percaya pada keesaan Tuhan). Surah ini mengajarkan keesaan murni Tuhan kepada orang yang percaya kepada Tuhan.

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ, Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa. اللَّهُ الصَّمَدُ Allah, Yang Independen atau tidak memerlukan siapa dan apapun serta Penopang semua. Semuanya bergantung pada Tuhan dan tidak dapat hidup tanpa Dia. Tidak ada yang dapat bertahan tanpa Dia. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ Dia tidak melahirkan (memperanakkan), dan Dia juga tidak diperanakkan (dilahirkan). Dia tidak pernah memiliki seorang anak, dan Dia juga tidak pernah lahir dari yang lain. وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ Dan tidak ada yang seperti Dia, tidak ada yang setara dengan-Nya.

Kita telah melakukan banyak diskusi leksikografik (perkamusan) tentang ini di dalam Dars (kajian) sebelumnya dan pandangan dari para komentator (ahli Tafsir) Al-Qur’an yang berbeda juga telah disajikan dan didiskusikan. Karena kemarin saya menyebutkan bahwa kali ini, saya berencana untuk mempersingkat bagian Dars ini dibandingkan dengan waktu sebelumnya sehingga sambil mengingat hal-hal yang disebutkan dalam Dars sebelumnya, saya hanya akan menyebutkan hal-hal yang mutlak perlu untuk diulangi secara singkat dan meninggalkan yang lainnya serta menyebutkan pokok-pokok bahasan baru di hadapan Anda. Dan kemudian kita akan melanjutkan ke Surah berikutnya.

Hal mendasar yang perlu dipahami dalam hal ini adalah uraian tentang keesaan Tuhan tidak mungkin lebih komprehensif daripada yang ada di Surah ini. Semua jenis gagasan yang dapat digunakan seseorang untuk melawan keesaan Tuhan telah dibantah oleh Surah ini. Dan musuh-musuh Islam yang juga berusaha mencari kekurangan dalam hal ini pada akhirnya terpaksa menerima kenyataan surah ini terdiri dari sanggahan terhadap doktrin penyembahan berhala. Mereka terpaksa harus menerima kenyataan Surah ini terdiri dari sanggahan terhadap politeistik, pandangan orang Yahudi dan mereka juga harus pada akhirnya menerima Surah ini berisi penolakan terhadap kepercayaan politeistik (musyrik) orang Kristen juga. Sekarang dalam kata-kata apa mereka menerima ini, ini adalah diskusi yang sama sekali berbeda. Tetapi bagaimanapun juga, mereka menerima ini dan saya akan berbicara secara singkat tentang ini.

No Responses

Tinggalkan Balasan